Keliling Ngamen dengan Angklung, Bisa Kirim Uang Jajan Buat Anak Istri di Kampung
Pengamen angklung jalanan di Simpang Lingkar Barat sedang menghibur pengguna jalan. --
KETIKA melewati beberapa ruas jalan di Kota Bengkulu, terdengar meriah, alunan angklung dan musik tradisional secara bergantian.
Di sejumlah titik lampu lalu lintas, para pengamen jalanan ini dengan lihai bernyanyi dan memainkan musiknya.
Dalam satu hari, omzetnya bisa mencapai Rp 500.000.
Simak liputannya.
Angklung dikenal sebagai alat musik tradisional sunda yang terbilang unik.
Berbeda dari alat musik lainnya, angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau di goyangkan, suara yang dihasilkan pun sangat khas dan merdu.
BACA JUGA: Sampah Menumpuk di Pintu Air Tanjung Agung
Dengan angklung sebagai pusatnya, ditambah dengan iringan gendang dan marching drum untuk melengkapi permainan mereka, akan menghasilkan suara musik yang lebih kompleks dan nyaman di telinga.
Dijumpai RB, (27/7) para pengamen ini sedang menghibur pengguna jalan di simpang Lingkar Barat, Kota Bengkulu.
Terlihat kelompok pengamen yang beranggota 5 orang, tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Bobi (33), bertugas memukul drum mini yang ia gendong dibahunya, dengan aba-aba yang dilakukan oleh Heri (31) drum dimainkan lalu diikuti dengan permainan gendang dari Rosina (38).
Selang beberapa saat, irama khas musik angklung pun dimulai.
Dengan bahu dan kaki kirinya sebagai penopang Santo (28), dengan lihai memainkan angklung yang ia pikul.
BACA JUGA: Pembalap Satu-satunya Indonesia, Fadillah Arbi Aditama Berhasil Cetak Poin di JuniorGP
Terlihat juga Agus (28), sedang bersiap menyodorkan ember plastik dengan tujuan mendapatkan sedikit uang dari permainan mereka.
Musik khas angklung kemudian mengalun indah nan rancak, menemani pengguna jalan yang sedang berhenti di persimpangan lampu lalu lintas tersebut.
Grup pengamen yang terdiri dari 5 orang itu asli dari Lampung.
Mereka tidak hanya membawakan lagu keroncong, tapi juga sangat lihai membawakan lagu-lagu pop, campursari, hingga dangdut.
“Awalnya kami hanya membawakan lagu Keroncong saja, tapi lama kelamaan kami mulai mencoba lagu-lagu kekinian yang sedang populer.
Terkadang ada pengendara yang bernyanyi mendengarkan permainan kami dan itu sangat membuat saya senang,” tutur salah satu anggota grup Agus.
BACA JUGA: Konser Perak Padi Reborn, Berikut Deretan Lagu Terbaiknya
Agus mengatakan, bahwa grup ini belum memiliki nama.
Namun sudah lebih dari 3 tahun, mereka mencari penghidupan dengan mengamen di jalanan.
Semua anggota grup sudah berkeluarga, ada yang punya anak 2 ada yang punya anak 1, ada juga yang baru menikah.
“Kami mulai turun kejalan pada pukul 07.00 WIB dan pulang ke rumah saat hari sudah menjelang magrib, sekitar pukul 17.30 WIB,” katanya.
Agus juga menambahkan, penghasilan yang mereka peroleh seharinya sekitar Rp 70.000 sampai Rp 100.000 perorang.
Mereka dapat mengirimkan uang ke kampungnya lebih kurang Rp 2.000.000 perbulan.
“Hasil terkadang tak menentu. Tapi ya, untuk sekarang sudah cukup untuk menghidupi keluarga di kampung,” ujarnya.
Sementara itu, Santo mengatakan, Grup mereka tidak menetap di satu tempat saja.
Mereka sering berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya mengelilingi pulau Sumatera.
“Paling lama di satu kota kita menetap selama 1 bulan saja,” ungkapnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: