HONDA

Pengacara Sebut Pankreas Yosua Hilang

Pengacara Sebut Pankreas Yosua Hilang

Kamarudin Simanjuntak--

 

JAKARTA, RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID - Selain dugaan tembakan jarak dekat, sangkaan adanya penganiayaan terhadap Brigadir Yosua juga mengemuka.

Pengacara Keluarga Brigadir Yosua Kamaruddin Simanjuntak membeberkan belasan luka di luar luka tembak, yang ditemukan dalam ekshumasi atau otopsi ulang.

Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak menyebutkan adanya empat luka tembak.

BACA JUGA: Autopsi Brigadir J, Kuasa Hukum Temukan Fakta Mengejutkan, Diduga Tak Tewas Karena Baku Tembak

Luka tembak pertama dari arah bagian kepala belakang tembus ke hidung.

Luka tembak kedua diduga dari jarak dekat dari arah leher bawah menembus ke rahang, luka tembak ketiga di dada kiri, dan luka tembak di pergelangan lengan tangan kiri.

BACA JUGA: Pengacara: Jenazah Yosua Penuh Luka Memar dan Sayatan

Selain empat luka tembak tersebut, pengacara juga mendapatkan luka-luka lainnya yang diduga bukan luka tembakan.

Kamaruddin menuturkan, setidaknya ada sembilan luka bukan karena tembakan yang ditemukan.

"Saya sebutkan luka-luka bukan dari tembakan itu," jelasnya.

Sembilan luka bukan tembakan itu yakni, luka sobekan di bawah mata kanan, luka terbuka di bahu kanan.

Tulang rusuk sebelah kanan dan kiri yang membiru, jari kelingking dan manis luka terbuka, tangan kiri patah tulang.

Kaki kanan bengkok, dengkul kaki kiri merembes darah, kaki kanan bagian dalam sobekan di urat nadi, dan lubang di kaki kiri.

"Luka terakhir ini lubang apa, lubang akibat peluru atau apa belum diketahui," ujarnya.

BACA JUGA: Herwin Suberhani; Harus Ada Penyelesaian Way Hawang Tercemar

Dia menuturkan, lalu siapa yang membuat semua luka tersebut.

Dalam kronologi yang disebutkan Karopenmas, Bharada E tembak menembak dengan Brigadir Yosua.

"Siapa yang melukai baku kanan, siapa yang mematahkan tangan kiri," tegasnya dihubungi Jawa Pos kemarin.

BACA JUGA: Komplotan Bobol ATM modus Pura - pura Membantu Raup Puluhan Juta, Terbanyak di Kota Bengkulu

Kondisi itulah yang membuat pengacara semakin yakin bahwa terjadi penganiayaan sebelum Brigadir Yosua meninggal dunia karena ditembak.

"Kalau pun ditembak, setelah tertembak di bagian kepala bagian belakang. Kenapa ditembak lagi, kan sudah pasti meninggal dunia," ujarnya.

Bila sebelumnya Kamaruddin menyebut bahwa jaringan otak berpindah ke dada.

Kini dia menambahkan bahwa dalam autopsi ulang tersebut juga tidak ditemukan adanya organ pankreas dari Brigadir Yosua alias hilang.

"Yang jelas organ pankreas itu mahal. karena berfungsi menghasilkan insulin. Bisa miliaran harganya," jelasnya.

Apakah ada kemungkinan pankreas Brigadir Yosua dijual?

Dia tidak menjawabnya.

BACA JUGA: Harga Telur dan Ayam Ras Naik

"Saya tidak berani mengatakan itu. Yang jelas organ itu mahal," tuturnya.

Sementara Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo memastikan bahwa Bareskrim menarik kasus Brigadir Yosua di Polda Metro Jaya.

"Agar kasus berjalan efektif dan efisien," jelasnya.

Memang sebelumnya kasus Penembakan Brigadir Yosua ditangani Tim Khusus bentukan Kapolri dan Polda Metro Jaya.

BACA JUGA: Maling Kambing Betina Tetangga, Pria Masmambang Ini Digelandang

Menanggapi itu, Kamaruddin mengatakan bahwa memang permintaan dari keluarga dan pengacara untuk mengambil alih kasus di Polda Metro Jaya.

"Karena hanya pengalihan isu itu kasus di Polres Jaksel dan Polda Metro Jaya, muncul yang aneh-aneh seperti pelecehan seksual.

Padahal semua itu tidak bisa dibuktikan," jelasnya.

Sementara di salah satu media, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut bahwa Bharada E mengaku masih menembak Brigadir Yosua, walau kondisinya telah tersungkur.

Bharada E dua kali menembak saat Brigadir Yosua dalam posisi tersungkur.

Namun, Ahmad Taufan Damanik saat dikonfirmasi Jawa Pos tidak merespon. Pesan singkat dan panggilan telepon tidak dijawab. (idr)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jawapos