HONDA

Awalnya Terhimpit Pandemi Kini Klaster Usaha Ini Berkembang Berkat Program BRI KlasterkuHidupku

Awalnya Terhimpit Pandemi Kini Klaster Usaha Ini Berkembang Berkat Program BRI KlasterkuHidupku

Berkat program BRI KlasterkuHidupku, awalnya terhimpit pandemi kini klaster usaha ini berkembang.--dokumen/rakyatbengkulu.com

LAMPUNG, RAKYATBENGKULU.COM - Senyum sumringah terlihat jelas di wajah para peternak Klaster Usaha Mandiri Makmur Lampung setiap kali mengumpulkan telur-telur hasil ternak mereka.

Dari sinilah sumber utama mata pencaharian yang diandalkan masyarakat selama bertahun-tahun. Namun, tidak semuanya berjalan dengan mulus.

Pandemi yang terjadi di tahun 2020 lalu sempat hampir mematikan usaha para peternak kecil yang berada di wilayah Kabupaten Sukadana, Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur tersebut. 

Tantangan inilah yang kemudian membuat sebagian warga berinisiatif untuk membuat sebuah kelompok usaha. Hal ini sesuai dengan yang diceritakan oleh Edi Widianto (41), Sekretaris Klaster Mandiri Makmur.

BACA JUGA:Agen Mitra UMi BRILink Ini Selamatkan Masyarakat dari Jerat Rentenir

Edi bercerita bahwa saat itu para peternak kecil yang ada di daerahnya mengalami kesulitan dalam memasarkan telur hasil ternaknya karena kondisi pembatasan sosial. 

“Dari situ akhirnya kami berinisiatif membentuk suatu kelompok usaha untuk mengupayakan agar telur milik peternak kami ini bisa terjual. Jadi kita upayakan penjualannya nggak ada hambatan. Saat itu kami membantu mengurus izinnya, hingga lolos penjualannya sampai Jakarta,” terang Edi. 

Ia menjelaskan, saat awal membentuk kelompok usaha, hanya beberapa peternak yang bergabung, hingga kini memiliki lebih dari 40 anggota aktif.

Selain membangun kerjasama antar peternak, Klaster Usaha Mandiri Makmur ini juga menjalin Kerjasama dengan para pengepul telur ayam agar bisa sama-sama memajukan usaha dan meningkatkan kesejahteraan warga. 

BACA JUGA:Lewat Digitalisasi, Holding Ultra Mikro BRI Group Permudah Layanan Keuangan Lebih Efisien

Klaster usaha ini juga membantu para peternak kecil yang ada di wilayah tersebut lewat berbagai upaya mulai dari dari proses produksi, penekanan biaya produksi seminimal mungkin, pengelolaan pakan ternak hingga distribusi penjualan. 

“Kalau produksi untuk seluruhnya itu memang kita nggak punya data tepatnya berapa karena kan ini terdiri dari pengepul dan beberapa sub agen juga. Tetapi kalau dikumpulkan itu bisa mencapai kurang lebih 10 ton produksi telur per hari secara keseluruhan,” lanjut Edi. 

Dari perkiraan total produksi tersebut, Edi menjelaskan kira-kira Klaster Usaha Mandiri Makmur mendapatkan omzet Rp2 juta setiap harinya. 

“Alhamdulillah kesejahteraan masyarakat pasti terdampak karena kami membantu peternak untuk bisa menekan biaya produksi yang lebih rendah sehingga harga telur bisa tetap stabil,” terang Edi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: