HONDA

Pertamina Dukung Energi Bersih, Turut Berkontribusi dalam Mencapai Target Net Zero Emission

Pertamina Dukung Energi Bersih, Turut Berkontribusi dalam Mencapai Target Net Zero Emission

Turut berkontribusi dalam mencapai target net zero emission, Pertamina dukung energi bersih.--dokumen/rakyatbengkulu.com

JAKARTA, RAKYATBENGKULU.COM - PT Pertamina Gas (Pertagas), yang merupakan bagian dari Subholding Gas Pertamina, telah memulai pengembangan potensi bisnis baru dalam produk petrokimia dan energi bersih.

Langkah ini diambil setelah Pertagas sukses beroperasi selama 17 tahun di sektor midstream dan hilir migas.

Tak hanya itu, Pertagas juga bertekad untuk turut berkontribusi dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE).

Sekretaris Perusahaan Pertagas, Muhammad Baron, dikutip antaranews.com, Senin, 26 Februari 2024 menjelaskan bahwa sebagai perusahaan infrastruktur dalam transisi energi, Pertagas berencana menggali peluang bisnis baru dengan mengembangkan produk petrokimia dan sektor energi bersih.

BACA JUGA:Pertamina Sumbagsel Memperkuat Komitmen Lingkungan Lewat Program Sampah Jadi Berkah

"Dalam rangka turut serta mencapai Net Zero Emission, kami berencana mengelola limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioetanol, hidrogen, amonia, jalur pipa karbon, dan CCUS," kata Baron.

PT Pertamina Gas didirikan pada tanggal 23 Februari 2007 untuk mematuhi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan untuk mengatasi peningkatan permintaan gas di Indonesia sebagai alternatif ramah lingkungan terhadap bahan bakar minyak, serta untuk memberikan nilai tambah pada pengelolaan gas.

Pertagas terus mengembangkan bisnisnya dengan membangun jalur pipa transmisi gas dan minyak bumi, serta proyek-proyek infrastruktur energi lainnya di seluruh Indonesia untuk memastikan pasokan energi domestik terpenuhi.

Baron menyatakan bahwa selain bisnis transportasi gas dan minyak, niaga gas, pemrosesan gas, dan regasifikasi gas, Pertagas juga akan mengembangkan infrastruktur pipanisasi energi, gasifikasi kelistrikan, serta pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioetanol.

BACA JUGA:Kontribusi Positif Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Setor Pajak Rp200 Miliar ke Pemprov Bengkulu

Selain itu, mereka juga akan membangun infrastruktur untuk hidrogen gray/green/blue dan amonia green/blue, serta infrastruktur pendukung untuk penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) yang memainkan peran penting dalam transisi energi dengan mempertimbangkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi lainnya, seperti minyak dan batu bara. Ini tentu menjadi berita positif bagi Pertagas, mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang besar.

"Meskipun begitu, Pertagas juga telah merencanakan pengembangan bisnis energi bersih dalam jangka panjang," tambahnya.

Pertagas telah menetapkan diri sebagai perusahaan infrastruktur energi terdepan dengan aset di sektor midstream hingga hilir, termasuk pipa transmisi gas, transmisi minyak, pemrosesan gas, regasifikasi LNG, dan infrastruktur penyaluran energi lainnya di Indonesia.

Pertagas telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.809 km, pipa minyak sepanjang 605 km, dua pabrik LPG dengan kapasitas 1.130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud, dan LNG Hub dengan kapasitas 127.000 M3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: