HONDA

Tradisi Memanjangkan Telinga 'Telingaan Aruu' Jadi Simbol Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Tradisi Memanjangkan Telinga 'Telingaan Aruu' Jadi Simbol Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Telingaan aru menjadi tradisi masyarakat suku dayak--Instagram/zem_silver

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Kecantikan memiliki aplikasi tersendiri disetiap kebudayaan dan mata pasang insan yang memandang seseorang wanita tersebut sehingga tidak bisa dipatok ukurannya.

Setiap orang memiliki kapasitas tersendiri untuk melihat kecantikan seseorang tersebut, salah satunya Telingaan Aruu menjadi simbol kecantikan masyarakat suku Dayak yang hingga saat ini masih dilestarikan.

Setiap kebudayaan dari daerahnya memiliki definisi tersendiri untuk melihat orang tersebut cantik dan tidaknya, bagi masyarakat Jawa memiliki standar sendiri kecantikan wanita disana.

Begitupun dari masyarakat lainnya seperti Korea memiliki standar kulit putih, langsing, hidung mancung dan sebagainya, namun berbeda pula dengan masyarakat kolombia yang dilihat dari body goalnya.

BACA JUGA:Mengenal Suku Dayak Wehea dengan Ritual Lom Plai Sebagai Pesta Panen

Itu juga yang menjadi indikator di Indonesia memiliki standar sendiri yakni Telingaan Aruu, salah satunya menjadi simbol kencantikan masyarakat suku Dayak dari dahulu hingga sekarang.

Suku Dayak ini berada di Kalimantan, di sini keyakinan bukan dinilai dari muka atau wajahnya yang rupawan namun karena telinganya yang unik dan memiliki keunikan tersendiri.

Semakin panjang telinga dengan nama tradisi Telingaan Aruu, maka makin cantik wanita tersebut dengan bulatan cincin telinganya dan daun telinganya yang panjang menjuntai menjadi simbol kecantikan.

Kenapa menjadi simbol kebangsaan dan kecantikan, karena tradisi dan kebudayaan memanjangkan telinga ini menunjukkan sebagai identitas para bangsawan dari suku dayak.

BACA JUGA:Jadi Salah Satu Suku Terbesar di Bengkulu, Ini Asal Usul Suku Rejang Berdasarkan Catatan Sejarah

Bukan hanya untuk golongan kasta, namun juga menjadi simbol kecantikan bagi kaum wanita, semakin panjang telinga bagian bawahnya maka akan semakin cantik wanita tersebut di mata pria suku dayak.

Sehingga ukurannya bukan pada wajah yang ayu dan tubuh yang bak gitar spanyol, namun lebih kepada telingaan aruu sehingga warisan ini turun temurun dilestarikan bagi kaum wanita.

Apalagi masih tinggal di pedalaman Kalimantan, masih mengikat kental di kehidupan sehari-hari masyarakat ini contohnya suku dayak kenyah, suku dayak bahau, suku dayak penan, suku dayak taman dan lainnya.

Telingaan aruu ini dilakukan atau dibuat sejak dalam keadaan masih bayi, kemudian dilakukan penindikan daun telinga untuk dipasangkan benang sebagai pengganti dari anting-anting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: