HONDA

Tradisi Memanjangkan Telinga 'Telingaan Aruu' Jadi Simbol Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Tradisi Memanjangkan Telinga 'Telingaan Aruu' Jadi Simbol Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Telingaan aru menjadi tradisi masyarakat suku dayak--Instagram/zem_silver

BACA JUGA:Benarkah Kehidupan Suku Enggano Bengkulu Terlukis dalam Relief di Kuil Hatshepsut Mesir?

Jika telinga sudah sembuh dari bekas tindikan maka benang akan digantikan dengan pintalan kayu gabus yang setiap minggunya akan berganti sesuai dengan ukurannya hingga mencapai yang lebih besar.

Sifat dari pintalan kayu gabus ini jika terkena air akan mengembang dan lubang pada telinga akan semakin besar dan kian membesar sesuai dengan takaran yang diinginkan oleh sang wanita tersebut.

Setelah cukup dirasakan besar, baru lubang anting tersebut digantikan dengan bahan tembaga yang dikenal dengan sebutan belaong kemudian ditambah satu persatu secara berkala sehingga membuat telinga panjang.

Semakin panjang telinga sesorang tersebut akan semakin menyesuaikan usia dan status sosial yang dimiliki perempuan tersebut dalam suku dayak yang tentunya memiliki keunikan tersendiri.

Telingaan aruu ini memiliki 2 jening anting-anting yakni bernama hisang semhana yang dipasangkan disekeliling daun telinga, yang satu lagi bernama hisang kavaat khusus dipasangkan pada daun telinga.

BACA JUGA:Berawal Sebagai Bentuk Rasa Syukur, Ternyata Ini Asal Muasal Tari Piring dari Sumatera Barat

Keduanya sama-sama mencerminkan kecantikan dan kedudukan status sosial wanita bersangkutan, namun sayangnya tradisi telingaan aruu ini mulai ditinggalkan oleh wanita suku dayak.

Pada era 1960 mulai meninggalkan tradisi murni dari suku dayak ini sehingga sesuai dengan perkembangan jaman yang ada saat ini, namun penindikan tetap dilakukan oleh masyarakat.

Jikapun masih bertahan untuk wanita suku dayak yang sudah berusia senja sehingga banyak sekali perempuan dayak telah memanjangkan telinga dan menghilangkan atribut tradisi tersebut.

Mereka bahkan sengaja memotong bagian bawah dari telinganya sehingga pelestarian budaya dan tradisi ini mulai dihilangkan sedikit demi sedikit.

Padahal makna dan tujuan dari telinggaan aruu yakni melatih kesabaran karena untuk memanjangkan telinga tersebut butuh waktu yang lama hingga sampai belasan hingga puluhan tahun.

BACA JUGA:Ini Dia 4 Tarian Tradisional Asal Indonesia yang Populer di Mata Dunia, Adakah dari Daerahmu?

Sehingga makin panjang telingaan aruu semakin kuat status sosial wanita tersebut dalam suku dayak dan juga semakin cantik wanita tersebut sehingga banyak lelaki yang akan terpesona.

Itulah daya pikat telingaan aruu untuk wanita suku dayak pedalaman Kalimantan menjadi simbol kedudukan sosial dan kecantikan yang sangat ditentukan oleh tradisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: