Bolehkah Arisan Qurban? Bagaimana Hukum Serta Pandangan Syariat Islam? Simak Penjelasan Ini

2. Tidak Boleh

Para ulama yang berpendapat kalau berhutang untuk menunaikan ibadah qurban tidak diperbolehkan, adapun hal ini dikarenakan sifat hutang itu mengikat, dan bisa menjadi kendala orang untuk masuk surga di akhirat nanti.

Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin yang berkata:

“Kalau orang memiliki hutang maka sebaiknya mendahulukan pelunasan hutangnya dari pada berqurban”. (Syarh Al-Mumti’ 7/455).

Maka seorang muslim perlu berhati-hati dengan hutang, meskipun arisan kurban ini menjadi suatu solusi, tetapi jangan sampai terlena mengikutinya pada saat berat di dalam hal ekonomi. 

Pada saat memiliki keterbatasan ekonomi, maka seorang muslim dapat menempuh amalan untuk mendapat pahala,  Allah SWT sudah menyiapkan berbagai amalan yang tidak terputus dengan biaya yang murah. 

BACA JUGA:Global Qurban Siap Distribusikan Hewan Kurban di 34 Negara

Kalau sudah baik kondisi ekonominya, maka bisa menunaikan ibadah qurban.

Adanya perbedaan di kalangan ulama di atas, tidak menjadi penghalang untuk mengikuti arisan kurban namun dengan catatan, keikutsertaan tersebut tidak berdampak terhadap kebutuhan dasar keluarga.

Hukum arisan qurban sah dan boleh dilakukan, pada saat kesusahan yang dialami calon shohibul qurban ialah dalam pemenuhan kecukupan membeli hewan qurban dan yang bersangkutan tidak kesulitan di dalam pemenuhan kebutuhan dasar untuk keluarganya. 

Adapun hal ini disebabkan ibadah qurban ini memiliki hubungan erat dengan sedekah, dan sedekah paling baik pada saat seseorang mengalami kesulitan ekonomi adalah kepada keluarganya.

Dengan ikut serta di dalam arisan qurban, berarti bekerjasama dengan calon shohibul qurban lain dengan cara berhutang dan memberi hutangan, sehingga hal ini untuk memenuhi dana untuk membeli hewan qurban.

BACA JUGA:Kemenag Qurban 32 Ekor Sapi dan Kambing

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai arisan qurban menurut pandangan Islam, semoga bermanfaat.

Sumber: