HONDA

Titik Kritis Kehalalan Latiao Cemilan Asal China, Begini Menurut LPPOM MUI

Titik Kritis Kehalalan Latiao Cemilan Asal China, Begini Menurut LPPOM MUI

Latiao Cemilan Asal China Begini Titik Kritis Menurut LPPOM MUI --Instagram/lppom_mui

Salah satu bagian dari komposisinya adalah penggunaan minyak meskipun ada beberapa minyak yang berasal dari tumbuhan atau nabati namun terkadang ada juga yang menggunakan minyak hewani.

Dalam pemberian rasa dan aroma yang berbeda daripada penggunaan minyak nabati maka minyak hewan ini akan memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan yang lainnya.

BACA JUGA:3 Bandit Curanmor di Bengkulu Utara Ditangkap Polisi, Begini Cara Mereka Beraksi

Sehingga aroma dari minyak inilah yang akan menggoda para penikmatnya dalam mengkonsumsi makanan Latiao ini yang mana minyak gampang sekali teroksidasi dari segi rasa dan bau.

Untuk menghilangkan rasa tengik biasanya produk tersebut diberikan senyawa betakaroten yang dilakukan secara relatif tidak kritis namun terkadang produsen melakukan Penjernihan minyak menggunakan karbon aktif.

Karbon aktif inilah yang harus dikaji ulang untuk melihat tingkat kehalalan dari makanan cemilan masyarakat China tersebut untuk makanan yang dikonsumsi oleh umat Islam.

3. Penggunaan penyedap rasa

Yang terakhir untuk sebagai titik kritis makanan Latiao ini adalah penggunaan penyedap rasanya banyak sekali yang dapat digunakan seperti monosodium glutamat atau MSG dan sodium inosinate dan guanylate (I+G).

BACA JUGA:Resep Risol Mayo yang Lezat dan Lumer, Cocok untuk Camilan Pagi Hari

Di mana kedua penyedap rasa tersebut terbuat dari produk mikrobial hasil dari fermentasi sehingga harus dipastikan secara jelas produk tersebut tidak terbuat dari bahan najis.

"Titik kritis timbul saat fermentasi terletak pada sumber nitrogen dalam memperbanyak bakteri biasanya menggunakan pepton. Pepton inilah biasanya digunakan berasal dari unsur hewani sehingga harus dipastikan secara jelas unsur kehalalannya," kata Manajer Halal Auditor Manajemen LPPOM MUI, Ade Suherman.

Sedangkan dalam proses pemurnian MSG ataupun I+G melibatkan resin.

Resin ini digunakan untuk penukar ion dalam memisahkan residu pada bagian akhirnya yang ternyata resin ini menggunakan gelatin dalam proses polimerasi dan ini harus dilihat tingkat halalnya.

BACA JUGA:Jukir di Kawasan Festival Tabut Diingatkan Jangan Nakal, Kapolresta: Akan Diamankan dan Ditindak Sesuai Hukum

Lantaran gelatin ini sendiri menggunakan hewan yang halal atau tidak secara syariat Islam dan juga disembelih berdasarkan syariat Islam atau tidak maka dari itu Latiao tingkat halalnya kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: