Fenomena Bioluminesensi yang Diaplikasikan ke Teknologi
Diaplikasikan ke teknologi, inilah fenomena bioluminesensi.--Instagram.com/Himmaspera_Unud
BACA JUGA:8 Dampak yang Ditimbulkan oleh Fenomena La Nina, Diantaranya Kekeringan dan Krisis Air
BACA JUGA:Fenomena Microburst, Bagaikan Tsunami yang Jatuh dari Langit
Dengan menyuntikkan luciferin ke dalam sampel makanan, kehadiran bakteri dapat ditandai oleh emisi cahaya, yang memudahkan deteksi cepat.
Keunggulan dan Tantangan
Keunggulan:
- Sensitivitas Tinggi: Bioluminesensi sangat sensitif, memungkinkan deteksi pada level molekuler yang sangat rendah.
- Non-Invasif: Aplikasi teknologi ini sering kali non-invasif, terutama dalam studi hewan atau sel hidup.
- Ramah Lingkungan: Penggunaan bioluminesensi, terutama dalam penerangan, bisa lebih ramah lingkungan dibandingkan teknologi cahaya buatan lainnya.
BACA JUGA:Pulau Jawa Dilanda Fenomena Bediding, Apa Itu? Bagaimana Dampak dan Penyebabnya
BACA JUGA:BMKG Catat 255 Gempa di Bengkulu dari Januari hingga Juli 2024, Fenomena Alam yang Terus Berulang
Tantangan
- Ketahanan: Organisme bioluminesen membutuhkan kondisi lingkungan tertentu untuk bertahan hidup, yang bisa menjadi tantangan untuk aplikasi jangka panjang.
- Efisiensi Energi: Meskipun alami, reaksi bioluminesensi tidak selalu efisien dalam hal output cahaya.
Sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensinya.
- Regulasi: Penggunaan organisme bioluminesen dalam produk komersial atau penelitian sering kali diatur ketat oleh badan pengawas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber