HONDA

Disdikbud Rejang Lebong Perkuat Gerakan Anti-Bullying di Sekolah

Disdikbud Rejang Lebong Perkuat Gerakan Anti-Bullying di Sekolah

Disdikbud Rejang Lebong Perkuat Gerakan Anti-Bullying di Sekolah--Dok/KORANRB.ID

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pasca insiden viral yang menyoroti kasus bullying di salah satu SMA, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Rejang Lebong menggencarkan sosialisasi anti-bullying untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung.

Disdikbud Kabupaten Rejang Lebong meningkatkan sosialisasi mengenai bahaya perundungan atau bullying di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMP. 

Upaya ini melibatkan 15 kecamatan di kabupaten tersebut sebagai bagian dari komitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif.

Kepala Disdikbud Rejang Lebong, Drs. Noprianto, MM, menegaskan pentingnya edukasi bahaya bullying sejak usia dini.

BACA JUGA:Ketua DPRD Desak Pemkab Bengkulu Tengah Cairkan Dana Bantuan Masjid Rp340 Juta

BACA JUGA:Hanya Dua Kelurahan di Kepahiang yang Cairkan Dana, Rp2,4 Miliar Terancam Mengendap Lagi

“Sosialisasi ini merupakan langkah strategis untuk mencegah kasus perundungan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional siswa. Bullying tidak hanya merusak mental anak, tetapi juga menghambat proses belajar mereka. Kami berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari intimidasi,” jelasnya dikutip KORANRB.ID.

Program ini dilaksanakan melalui pendekatan interaktif, seperti seminar, diskusi kelompok, permainan edukatif, hingga penayangan video tentang dampak bullying. Disdikbud juga mendorong sekolah untuk memasukkan materi bahaya bullying ke dalam kurikulum pembelajaran.

“Guru harus menjadi teladan dan mengajarkan siswa untuk menghormati satu sama lain. Kami juga mendorong pihak sekolah untuk mengintegrasikan materi tentang bahaya bullying ke dalam kurikulum pembelajaran,” tambah Noprianto.

Selain itu, pihak sekolah diminta melibatkan siswa secara aktif dalam menciptakan lingkungan yang positif, salah satunya melalui pembentukan kelompok “peer support” untuk membantu teman sebaya yang menjadi korban bullying.

BACA JUGA:Gara-Gara Hal Ini, Mahasiswa di Bengkulu Jadi Korban Pengeroyokan Oleh 6 Orang Tak Dikenal

BACA JUGA:Peringatan HKN Ke-60, Bupati Kaur Ajak Tegakkan 6 Pilar Untuk Perubahan

Tidak hanya sekolah, Noprianto juga menyoroti peran penting orang tua dalam mencegah dan menangani kasus bullying.

“Jika anak tiba-tiba menjadi murung, kehilangan semangat belajar, atau enggan pergi ke sekolah, itu bisa menjadi tanda adanya masalah. Orang tua harus peka terhadap perubahan ini dan segera berkomunikasi dengan pihak sekolah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: