Bengkulu Kembali Alami Inflasi Setelah Lima Bulan Deflasi, Dipicu Naiknya Harga Bahan Pokok
Kepala BPS Bengkulu, Win Rizal--Foto Antaranews.com
RAKYATBENGKULU.COM - Setelah 5 bulan berturut-turut mencatat deflasi, Provinsi Bengkulu pada November 2024 mencatat inflasi sebesar 0,20 persen (mtm) atau 0,82 persen secara tahunan (yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mengungkapkan, semua kabupaten dan kota di provinsi ini mengalami inflasi pada bulan tersebut.
"Untuk inflasi bulanan, semua kabupaten kota mengalami inflasi sehingga secara agregat inflasi bulanan atau (mtm) Provinsi Bengkulu sebesar 0,20 persen, atau sebesar 0,82 persen (yoy)," ujar Kepala BPS Bengkulu, Win Rizal dikutip AntaraNews.com.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan angka 0,47 persen.
BACA JUGA:Besok, KPU Rejang Lebong Gelar Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Pilkada 2024
BACA JUGA:Bupati Syamsul Effendi Ajak ASN Tingkatkan Semangat Kerja Pasca-Pilkada
Komoditas seperti bawang merah, tomat, dan bawang putih berada di urutan teratas sebagai pemicu inflasi bulan ini.
"Kita masih punya satu bulan lagi, Desember, apakah inflasi Bengkulu selama 2024 akan berada di bawah 1 persen atau lebih dari 1 persen," tambah Win Rizal.
BPS mencatat, sejumlah faktor berkontribusi terhadap inflasi Bengkulu pada November 2024.
Cuaca buruk yang mengakibatkan berkurangnya pasokan menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga bawang merah dan tomat.
BACA JUGA:Per Triwulan, DTKS Diperbarui Saat Jumlah Penerima Bantuan Sosial Capai 128.000 Jiwa
BACA JUGA:Dinsos Mukomuko Percepat Penyaluran Bantuan untuk Korban Kebakaran, Fokus pada Pangan dan Sandang
Selain itu, kenaikan harga bawang putih disebabkan oleh peningkatan harga bawang putih impor.
Sementara itu, kenaikan harga minyak goreng terjadi akibat lonjakan harga crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: