Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Bapanas Tindak Lanjuti Kenaikan dengan Pemantauan Ketat
Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Bapanas Tindak Lanjuti Kenaikan dengan Pemantauan Ketat--Instagram/infobdgcom
RAKYATBENGKULU.COM – Harga cabai rawit merah di Indonesia mengalami lonjakan tajam, dipicu oleh cuaca ekstrem yang melanda wilayah penghasil utama.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) kini tengah melakukan pemantauan intensif untuk mengatasi dampak kenaikan harga tersebut.
Berdasarkan penjelasan dari Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, fenomena cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi, banjir, dan serangan hama menjadi faktor utama penurunan produksi cabai.
Akibatnya, pasokan cabai rawit merah di pasar menjadi terbatas.
BACA JUGA:Ayo Terapkan! Etika Tidak Tertulis yang Memberikan Dampak Besar
Maino Dwi Hartono menyebutkan bahwa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, harga cabai rawit merah telah mencapai Rp160.000 per kilogram, yang merupakan lonjakan hingga 180,7 persen dibandingkan harga acuan pemerintah (HAP).
"Salah satu faktor utama kenaikan harga cabai rawit merah adalah cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan banjir, yang menyebabkan penurunan produksi. Selain itu, serangan hama juga memperburuk kondisi pertanian cabai di beberapa wilayah," ujar Maino dikutip dari AntaraNews.com.
Menurut data Panel Harga Pangan pada minggu kedua Januari 2025, harga cabai rawit merah telah melampaui HAP di 326 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Situasi ini mendorong Bapanas untuk terus memantau pergerakan harga dan pasokan cabai di pasar dalam waktu dekat.
BACA JUGA:Toyota Raize, SUV Stylish dengan Performa Tangguh dan Teknologi Canggih untuk Mobilitas Anda
Jika harga tetap tinggi, Bapanas berencana untuk meluncurkan kebijakan seperti subsidi transportasi, memfasilitasi distribusi pangan, serta menggelar gerakan pangan murah guna menstabilkan pasar.
Namun, Bapanas juga menekankan pentingnya kewaspadaan dalam memobilisasi pasokan cabai dari wilayah produksi utama, seperti Jabodetabek, agar distribusi ke daerah lain yang juga terdampak kekurangan pasokan tidak terganggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: