HONDA

Inggris dan Prancis Bahas Pengiriman Militer ke Ukraina, Upaya Wujudkan Perdamaian di Wilayah Konflik

 Inggris dan Prancis Bahas Pengiriman Militer ke Ukraina, Upaya Wujudkan Perdamaian di Wilayah Konflik

Pertemuan untuk wujudkan perdamaian di Ukraina dalam Coalition of the Willing--Instagram/world_news_app

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menegaskan bahwa Rusia tidak melihat adanya ruang kompromi terhadap rencana pengiriman pasukan perdamaian asing ke Ukraina.

 “Jika kontingen asing benar-benar dikerahkan, negara-negara Barat tidak akan bersedia menyepakati syarat-syarat penyelesaian damai karena kehadiran kontingen tersebut akan menciptakan ‘fakta di lapangan’,” katanya pada 6 Maret lalu.

BACA JUGA:Sikap Orang Tua yang Dapat Merusak Kesehatan Mental Anak: Waspadai sebelum Terlambat

BACA JUGA:Harga BBM April 2025 Stabil di Pertamina, Shell, dan BP: Vivo Turunkan Revvo 90

Sikap serupa juga datang dari Kementerian Luar Negeri Rusia, yang menyebut rencana tersebut sebagai langkah provokatif dan ilusi berbahaya bagi otoritas Kiev. 

Bahkan, Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menyatakan bahwa rencana itu mencakup pengerahan hingga 100.000 personel, yang disebut sebagai bentuk pendudukan terselubung.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, turut menegaskan bahwa pengiriman pasukan perdamaian hanya dapat dilakukan jika seluruh pihak yang terlibat dalam konflik menyetujuinya. 

“Masih terlalu dini untuk berbicara soal pengiriman pasukan perdamaian ke Ukraina,” ujarnya.

BACA JUGA:42 OPD di Seluma Sudah Terima TPP, Dinkes dan Kecamatan SAM Menyusul Pasca Lebaran

BACA JUGA:Tragedi Cinta Remaja Berujung Maut di Hulu Sungai Tengah: Saling Cemburu Berakhir Pembunuhan

Ketegangan terus meningkat, dan dunia kini menanti apakah inisiatif pasukan perdamaian ini akan menjadi solusi nyata atau justru membuka babak baru dalam konflik Ukraina-Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: