HONDA

Sekolah Rakyat Diserbu Pendaftar, Bengkulu Masuk 10 Besar Nasional

Sekolah Rakyat Diserbu Pendaftar, Bengkulu Masuk 10 Besar Nasional

Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Dr. Sahat Marulitua Situmorang--Foto KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM - Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh pemerintah pusat menuai sambutan hangat dari masyarakat Kota Bengkulu. 

Dibuka sejak awal April 2025, program ini mencatat angka pendaftaran yang tinggi, menandakan besarnya harapan masyarakat terhadap pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, khususnya bagi keluarga miskin.

Hingga batas akhir pendaftaran pada 30 April 2025, tercatat sebanyak 168 calon siswa mendaftarkan diri. 

Angka ini menempatkan Bengkulu di peringkat ke-6 nasional dalam jumlah pendaftar dari total 53 daerah yang ikut serta.

BACA JUGA:Cinta Berujung Maut: Wanita di Wonogiri Dibunuh dan Dicor karena Menuntut Dinikahi

BACA JUGA:Kembali Beraksi, Residivis Narkoba Ditangkap dengan 54 Paket Sabu

“Sejak dibuka pendaftaran awal April lalu antusias pendaftar tinggi. Total ada pendaftar sebanyak 168 orang yang ditutup tanggal 30 April kemarin. Dari 53 daerah yang buka, Bengkulu ada di peringkat ke 6 untuk jumlah pendaftar,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Dr. Sahat Marulitua Situmorang.

Program Sekolah Rakyat di Bengkulu akan berlokasi di Sentra Dharma Guna dan diselenggarakan melalui kerja sama antara Kementerian Sosial RI dan Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Sosial. 

Untuk tahun ajaran 2025/2026, Bengkulu mendapat kuota sebanyak 50 siswa, yang akan mengenyam pendidikan setara SLTA dalam sistem asrama, sepenuhnya dibiayai oleh negara.

“Untuk Kota Bengkulu sendiri memiliki 50 kuota siswa yang akan diterima. Selain itu semua kebutuhan siswa Sekolah Rakyat ditanggung negara tanpa ada beban biaya bagi keluarganya," lanjutnya.

BACA JUGA:Jaksa Pelajari Dokumen Penting, Gedung Serbaguna dan Rabat Beton Air Pesi Jadi Fokus Penyelidikan Korupsi

BACA JUGA:Prabowo Siap Tarik Aset Negara: Kekayaan Rakyat, Harus Kembali ke Negara!

Dalam proses seleksi, Dinsos menegaskan bahwa penerimaan dilakukan secara transparan dan berbasis data, terutama menyasar anak-anak dari keluarga dalam desil 1 dan 2 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSEN), kelompok yang dianggap paling membutuhkan dukungan pendidikan.

"Untuk proses seleksinya transparan dan berdasarkan desil 1 dan 2 DTSEN keluarga miskin yang benar-benar memenuhi kriteria,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: