Program Cetak Sawah Baru di Mukomuko Ditunda, Ini Penjelasan Distan

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko, Fitriani Ilyas, S.Pt,--Bayu/Rakyatbengkulu.com
MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Program cetak sawah baru di Kabupaten Mukomuko yang merupakan inisiatif dari pemerintah pusat, dipastikan mengalami penundaan pelaksanaan pada tahun 2025.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko, Fitriani Ilyas, S.Pt, saat dikonfirmasi Rakyatbengkulu.com, Selasa 27 Mei 2025.
"Ya benar, tahun ini program cetak sawah di Mukomuko sementara pelaksanaannya ditunda," ujarnya.
Fitriani menjelaskan, penundaan ini disebabkan oleh permintaan warga calon penerima manfaat program.
BACA JUGA:Vonis 10 Tahun untuk Agus Buntung Atas Tindak Pelecehan Seksual Berulang
BACA JUGA:Geger Penemuan Mayat Tersangkut di Muaro Jenggalu Bengkulu, Identitas Masih Misterius
Masyarakat masih membutuhkan hasil panen dari kebun sawit mereka yang menjadi sumber utama pendapatan, terutama untuk kebutuhan ekonomi dan membayar angsuran bank.
"Jadi hasil panen sawit masih mereka butuhkan untuk kebutuhan ekonominya. Warga bukan menolak program itu, tapi hanya meminta penundaan pelaksanaan kegiatannya saja," jelasnya.
Saat ini, harga sawit di wilayah Mukomuko sedang berada dalam kondisi stabil, sehingga masyarakat memilih mempertahankan lahan perkebunan sawit mereka untuk sementara waktu.
Menindaklanjuti permintaan warga tersebut, Distan Mukomuko telah menyurati Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengajukan penundaan pelaksanaan program cetak sawah seluas 370 hektare yang tersebar di beberapa wilayah seperti Daerah Irigasi (DI) Manjuto dan Kecamatan Selagan Raya.
BACA JUGA:Pasca Gugatan Ditolak MK, Paslon 02 Minta KPU Bengkulu Selatan Tunda Pelantikan
BACA JUGA:5 Tempat Wisata di Edinburgh yang Wajib Masuk Bucket List Liburan Kamu
Sebagai informasi, pada tahun 2025 Kabupaten Mukomuko mendapatkan alokasi program cetak sawah seluas 370 hektare dan program optimasi lahan seluas 1.300 hektare.
Penundaan ini dipicu oleh berbagai pertimbangan sosial dan ekonomi masyarakat, terutama terkait ketergantungan mereka pada hasil panen sawit sebagai sumber utama pembayaran utang serta kebutuhan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: