HONDA

Harga Karet Merosot, Petani Bengkulu Utara Kian Terjepit di Tengah Kenaikan Sawit

Harga Karet Merosot, Petani Bengkulu Utara Kian Terjepit di Tengah Kenaikan Sawit

Petani karet di Bengkulu Utara justru mengeluhkan harga jual karet yang terus menurun.--Dok/KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM – Di tengah tren positif kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, nasib berbeda justru dialami para petani karet di Bengkulu Utara.

Mereka kini harus menghadapi kenyataan pahit: harga jual karet yang terus menurun dan semakin menekan ekonomi mereka.

Saat ini, harga karet kering grade A di tingkat pabrik hanya Rp10.000 per kilogram. 

Untuk karet basah berkualitas baik, harganya turun menjadi Rp8.500 hingga Rp9.000 per kilogram.

BACA JUGA:Bulan Ini Pelantikan PPPK Tahap I Bengkulu Tengah! Oknum Guru Honorer Terlibat Kasus Asusila Gagal Dilantik

BACA JUGA:Wamenag Apresiasi Kerja Keras Petugas Haji, Minta Dukungan Serius dari Pemerintah Saudi

Jika kualitasnya rendah atau kotor, harga bisa jauh lebih rendah. 

Ironisnya, di tingkat petani, harga karet basah hanya dihargai Rp6.000 hingga Rp6.500 per kilogram. 

Padahal, karet merupakan komoditas unggulan kedua di Bengkulu Utara setelah kelapa sawit.

Kepala Dinas Perkebunan Bengkulu Utara, Desman Siboro, mengakui penurunan harga ini menjadi masalah serius.

BACA JUGA:Harga Emas di Pegadaian Turun Lagi, UBS Anjlok Paling Dalam hingga Rp32.000 per Gram

BACA JUGA:Indonesia Dorong Integrasi AI dalam Pendidikan di Forum BRICS, Targetkan 50% Sekolah Ajarkan Coding di 2028

Menurutnya, hal ini dipicu oleh menumpuknya pasokan karet dari seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu ke satu-satunya pabrik penerima yang berada di Bengkulu Tengah.

“Sehingga pabrik mendapatkan pasokan karet yang berlimpah dari seluruh kabupaten di Bengkulu, termasuk dari Bengkulu Utara,” ungkap Desman, Senin (9/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: