Jumlah Kasus Menurun, Tapi Kekerasan Psikis Masih Bayangi Anak Bengkulu

UPTD PPA yang melayani dan memberi pendampingan kepada korban kekerasan di Kota Bengkulu.--Foto KORANRB.ID
“Kekerasan psikis sering kali tak terlihat luka fisiknya, tapi bekasnya membekas lama. Kita butuh sistem deteksi dini dan ruang aman agar anak-anak bisa bicara, bisa didengar,” ungkap Petugas Pendamping UPTD PPA, Tiara.
Tiara menambahkan, korban kekerasan psikis kerap tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami kekerasan, karena sifatnya yang tidak kasat mata namun sangat menghancurkan secara emosional.
Layanan pelaporan yang mudah diakses anak-anak, baik melalui sekolah maupun media digital, menjadi salah satu solusi yang tengah didorong UPTD PPA.
BACA JUGA:BRI dan Liga Kompas Melepas Keberangkatan Tim LKG BRI ke Piala Dunia Remaja “Gothia Cup” di Swedia
Selain itu, kolaborasi antara masyarakat, tenaga pendidik, dan lingkungan keluarga mutlak diperlukan agar kasus serupa bisa dicegah sejak dini.
Kota Bengkulu kini menghadapi tugas besar, menjaga momentum penurunan jumlah kasus kekerasan, sekaligus menggali lebih dalam bentuk kekerasan yang tidak mudah terlihat.
Pendidikan emosional, sistem pelaporan yang aman, dan penguatan keluarga sebagai pelindung utama, menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang benar-benar aman bagi setiap anak.
Berita ini telah tayang di KORANRB.ID dengan judul: Kekerasan Anak Menurun, Psikis Masih Mendominasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: