Kunci Penanganan Covid-19 Ada di Pemda, 5 Provinsi Jadi Penyumbang Kasus Aktif

Selasa 08-06-2021,09:49 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

JAKARTA – Pemerintah mengklaim kasus positif dan aktif Covid-19 masih terkendali. Meski begitu, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengakui bahwa ada tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pasca Idul Fitri.

Airlangga menyebut, kenaikan kasus aktif pasca Idul Fitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85 persen dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya.

‘’Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idul Fitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya,’’ Airlangga Hartarto pada Konferensi Pers usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/6).

Airlangga memerinci, tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3 persen, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9 persen (Global 90,3 persen); dan kematian sebesar 2,80 persen (Global 2,15 persen).

Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2 persen dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei - 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus.

Tren konfirmasi harian sebelum Idul Fitri di kisaran 5.000-6000 kasus perhari, satu minggu pasca Idul Fitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan. Namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari.

Airlangga menekankan, ada 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65 persen kasus aktif tingkat nasional. ‘’Di antaranya adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4 persen terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5 persen,’’ tutur Ketum Partai Golkar itu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, dari sisi bed occupancy rate (BOR) nasional, per 6 Juni 2021 ada 22 provinsi yang mengalami tren peningkatan rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan rata-rata dua minggu sebelumnya.

BOR Isolasi dan Intensif ICU di tingkat kabupaten/kota meningkat seiring dengan peningkatan kasus aktif yang terjadi. Ada beberapa daerah atau klaster yang memiliki kenaikan BOR cukup tinggi, contohnya di Kudus dan Bangkalan. ‘’Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus yang spesifik di klaster ini, karena Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Bangkalan banyak terdapat pekerja migran yang pulang dari negara tetangga,’’ jelasnya.

Budi menyebut, pihaknya berupaya mengurai tekanan dan beban yang ada di RS dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. ‘’Untuk Kudus ke Semarang, sedangkan yang di Bangkalan dirujuk ke Surabaya,’’ imbuh mantan dirut Bank Mandiri itu.

Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa saat ini bola pengendalian kasus Covid-19 ada di pemerintah daerah. ”Pada prinsipnya upaya pengendalian COVID-19 daerah merupakan otoritas pemerintah setempat. Namun diharapkan pimpinan daerah dapat mempertimbangkan aspek sosial masyarakat secara holistik untuk menetapkan kebijakan yang tepat,” jelas Wiku kemarin (7/6).

Sementara itu, Pemprov Jawa Tengah menyebut bahwa zona merah telah berkembang menjadi 8 kabupaten/kota. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut bahwa sebelumnya, ada 3 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk zona merah, yakni Kudus, Brebes dan Sragen.

”Namun saat ini, ada delapan yang masuk zona merah, yakni Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Kabupaten Tegal dan Brebes," kata Ganjar kemarin (7/6).

Ganjar mengatakan pihaknya sudah memberikan instruksi khusus pada delapan Bupati di delapan daerah yang mengalami peningkatan kasus diatas. Perintahnya adalah untuk menambah kapasitas tempat tidur, baik ICU maupun isolasi. ”Tempat isolasi terpusat harus segera disiapkan, bisa di hotel, wisma bahkan kalau perlu bisa menggunakan gedung sekolah,” kata Ganjar.

Jika kesulitan untuk meningkatkan kapasitas, Pemkab di daerah-daerah tersebut bisa segera berkoordinasi dengan Pemprov. Ganjar menyebut Pemprov sudah memiliki sejumlah tempat isolasi terpusat yang siap. ”Tak hanya di Kabupaten/kota, saya minta Kades/Lurah kembali aktifkan Jogo Tonggo. Siapkan juga tempat isolasi-isolasi terpusat di desa untuk menangani ini," ucapnya.

Ganjar juga meminta operasi yustisi ditingkatkan di delapan daerah itu. Tempat-tempat keramaian harus diperketat dan diatur. ”Kalau tidak bisa diatur, tutup," tegasnya.

Ganjar juga meminta delapan daerah zona merah itu untuk menggenjot vaksinasi. Terutama untuk lansia. Kementerian Kesehatan telah siap menambah stok vaksin di delapan daerah zona merah itu untuk menanggulangi potensi penyebaran Covid-19. Untuk Kudus, Menkes sudah mengirimkan 50.000 dosis vaksin, sementara untuk tujuh Kabupaten/Kota zona merah lainnya, segera dikirimkan 25.000 dosis vaksin.

Karena menurut data, dari 8 Kabupaten/Kota yang sekarang masuk zona merah itu, hanya Demak yang vaksinasinya cukup tinggi. Tujuh lainnya masih rendah. Tak hanya delapan daerah zona merah itu, Ganjar juga meminta semua daerah di Jateng siaga. Pasalnya dari gambar penyebaran, ternyata bentuknya bergerombol di daerah yang berdekatan.

"Kalau dilihat gambarnya, ini bergerombol. Brebes sudah merembet ke Kabupaten Tegal, sementara Kudus merembet ke Jepara, Sragen, Pati, Grobogan, Demak. Jadi daerah sekitarnya harus siap-siap. Rembang, Blora harus siap, Kota Semarang, Boyolali harus siap termasuk Solo, Karanganyar dan lainnya," tegasnya.

Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jateng saat ini  untuk ICU mencapai 51,87 persen kemudian untuk isolasi mencapai 58,35 persen. Rinciannya, 597 ICU terpakai dan masih tersedia 554, sementara 4541 tempat tidur isolasi rumah sakit terpakai dan 3212 masih tersedia.

Sejumlah Bupati/Wali Kota menyatakan kesediaan untuk menambah tempat BOR rumah sakit di daerahnya masing-masing. Mereka juga siap membuat tempat isolasi terpusat dan mengaktifkan Jogo Tonggo.

Bupati Pati, Haryanto mengatakan saat ini kapasitas tempat tidur di Kabuaten Pati berjumlah 324 bed. ”Sudah saya mintakan seluruh direktur rumah sakit menambah jadi 370, karena kami tidak hanya melayani warga Pati, melainkan juga dari Kudus, Rembang dan Grobogan. Untuk tempat isolasi, kami juga siapkan," jelasnya.

Ada pula Bupati yang meminta bantuan Pemprov Jateng terkait tempat isolasi terpusat. Seperti Bupati Kudus yang mengirimkan pasien Covid-19 ke Donohudan, juga Bupati Demak yang meminta bantuan tempat isolasi milik Provinsi di Semarang. "Untuk isolasi terpusat kami terbatas, sehingga kami minta bantuan Pemprov Jateng, termasuk RSUD milik Pemprov," kata Bupati Demak, Estianah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menerangkan, kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah saat ini mencapai 10.297. Dari total itu, sebanyak 5420 pasien dirawat dan 4877 pasien diisolasi.

"Kasus aktif tertinggi terjadi di Kudus, Demak, Kabupaten Tegal, Kota Semarang dan Banyumas. Sementara kasus baru tertinggi adalah Kudus, Demak, Kota Semarang, Kabupaten Tegal dan Brebes," ucapnya.

Pemprov Jateng sampai hari ini juga terus menyuplai tenaga kesehatan ke Kudus untuk membantu penanganan kasus di sana. Total sudah ada 120 tenaga kesehatan yang dikirim Ganjar ke Kudus. Terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, analis kesehatan dan tenaga gizi.

Hingga kemarin, data Dinkes Provinsi Jateng mencatat bahwa sudah dikirimkan 5 dokter paru, 5 dokter penyakit dalam, 38 dokter umum, 60 perawat, 7 tenaga analis kesehatan, 3 apoteker dan 2 tenaga gizi ke Kabupaten Kudus.

Ganjar menerangkan, tenaga kesehatan yang dikirim itu tidak hanya bersumber dari Provinsi. Ada dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan dari kampus-kampus kesehatan. "Kami cari semuanya, tidak hanya dari kami tapi dari PPNI, IDI dan beberapa perguruan tinggi. Ada juga yang dari rekrutmen kami. Semuanya kami berdayakan," ucapnya.

Yulianto Prabowo menambahkan, selain tenaga kesehatan, pihaknya juga mengirimkan bantuan alat kesehatan dan obat-obatan ke Kudus. Total ada 33 alat kesehatan seperti ventilator, HFNC, oksigen concentrator serta 60.000 jenis obat-obatan yang dibutuhkan.

Saat ini kata Yulianto banyak warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah-rumah. Pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan evakuasi pasien-pasien tersebut ke tempat isolasi terpusat.

Sejak pekan lalu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mendatangi beberapa daerah di Jawa Tengah. Beberapa di antaranya adalah Cilacap, Pati, Grobogan, dan Kudus. Di daerah tersebut, Hadi dan Listyo meminta seluruh aparat TNI dan Polri bersama pemerintah daerah setempat melaksanakan penebalan satuan tugas (satgas) PPKM skala mikro.

Kemarin, Mabes Polri menegaskan kembali bahwa masyarakat harus taat dan patuh pada protokol kesehatan yang berlaku. "Karena kita lihat pada beberapa daerah ada peningkatan jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas (Divhumas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono. Kujungan kapolri dan panglima TNI ke beberapa daerah di Jawa Tengah dilakukan tidak lain demi menekan laju pertumbuhan pasien Covid-19 di daerah tersebut.

Rusdi menekankan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan penting. "Untuk dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19," terang jenderal bintang satu Polri tersebut. Untuk itu, dia meminta masyarakat menuruti imbauan pemerintah dan aparat TNI - Polri. "Polri senantiasi mengimbau kepada masyarakat agar tetap memathui protokol kesehatan," tambahnya. Bukan hanya di daerah yang sudah dinyatakan zona merah Covid-19. Melainkan di seluruh daerah Indonesia.

Di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat jumlah pasien positif Covid-19 juga terus bertambah. Angka terakhir yang dilaporkan kepada Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I mencapai 2.734 orang. Jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan total pasien pertengahan bulan lalu yang sempat menyentuh angka 900 orang.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian menyatakan, laporan terakhir yang diterima oleh instansinya adalah jumlah pasien sampai pukul 08.00 kemarin. "Dengan perincian sebagai berikut, pasien rawat inap terkonfirmasi positif di tower 4, 5, 6, dan 7 (RSDC) Wisma Atlet 2.734 orang. Sebanyak 1.292 pasien pria, 1.442 pasien wanita," terang dia kepada awak media.

Total jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet juga masih dalam tren naik. Menurut dia, data kemarin mencatat ada tambahan 65 pasien dari sehari sebelumnya (6/6) sebanyak 2.669 pasien. Serupa dengan pasien di rumah sakit darurat itu, jumlah pasien rawat inap di RSD Wisma Atlet Pademangan juga bertambah. "Pasien rawat inap 4.282 orang. Semula 3966 orang," ungkap Aris. Itu berarti ada penambahkan sebanyak 316 pasien dalam sehari. Sebagian besar di antara mereka merupakan pekerja migran yang direpatriasi.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi turut merespon adanya sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatakan kasus Covid-19. Khususnya di wilayah Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Perhatian tersebut dia sampaikan apalagi di wilayah Bangkalan banyak terdapat pesantren.

Zainut mengatakan meningkatkan kasus Covid-19 di Banglakan tersebut, hampir bebarengan dengan musim santri kembali masuk pesantren. Setelah menjalani masa liburan Ramadan dan Idul Fitri. ’’Pesantren-pesantren di Bangkalan, atau di daerah zona merah lainnya supaya lebih meningkatkan kedisiplinan menjaga protokol kesehatan,’’ kata Zainut kemarin (7/6).

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendapatkan informasi sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatan kasus Covid-19. Selain di Bangkalan, Zainut mengatakan ada laporan peningkatan juga di Kabupaten Lamongan. Kemudian peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus juga menjadi perhatiannya.

Zainut menjelaskan selepas Idul Fitri seperti seakrang ini, para santri secara bertahap kembali ke pesantren untuk belajar dan mengaji. Dia berharap pesantren dapat mempersiapkan diri menyambut kedatangan para santri tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

’’Pesantren perlu memperketat penerapan protokol kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran Covid-19,’’ jelasnya. Zainut mengatakan biasanya setelah masa liburan diikuti dengan peningkatan potensi penyebaran Covid-19. Dia juga mengingatkan dalam menyambut kedatangan santrinya, pengasuh pesantren supaya berkoordinasi dengan gugus tugas pengendalian Covid-19 setempat.

Untuk pesantren yang berada di zona merah, Zainut menegaskan supaya untuk lebih waspada. ’’Sebagai langkah antisipasi, bila perlu menunda rencana pembukaan kegiatan belajar,’’ tuturnya.

Menurut Zainut pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum mengalami penurunan signifikan. Kasus harian pada 26-31 Mei rata-rata di atas 5.000 kasus. Kemudian kasus baru pada 1 Juni turun sedikti 4.824 kembali. Setelah itu kembali bergerak di angka 5.000 kasus harian.

Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian bersama. Baik bagi pengasuh pesantren maupun para santri. Secara khusus Zainut meminta jajaran Kemenag di daerah untuk proaktif melakukan pembinaan penerapan protokol kesehatan di pesantren. Dia tidak ingin kembali muncul klaster penularan Covid-19 di pesantren.

Terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menyuarakan soal kesenjangan vaksin Covid-19 global saat ini. Kondisi tersebut akan berisiko memperlama pandemi, termasuk di Asia Tenggara.

Saat ini, kata dia, 75 persen vaksin dinikmati oleh 10 negara dan hanya 0,4 persen yang dinikmati oleh negara berpendapatan rendah. Sementara ASEAN sejauh ini baru memvaksinasi 7,8 persen populasinya.

Hal tersebut disampaikan Retno saat mengikuti Pertemuan Khusus para Menlu ASEAN dengan Menlu RRT, yang digelar secara fisik di Chongqing, RRT. Ini merupakan pertemuan fisik pertama Menlu ASEAN-RRT sejak Februari 2020. ”Saya kembali tekankan, bahwa pandemi masih jauh dari selesai,” ungkapnya, kemarin (7/6).

Karenanya, Retno menekankan pentingnya kerja sama RRT. Mengingat, dalam hal ini, negara pimpinan Xi Jin Ping ini memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kerjasama vaksin. Terlebih, setelah diterimanya persetujuan EUL WHO bagi Sinopharm dan Sinovac. ”Maka diharapkan RRT dapat melakukan kerjasama dosis sharing termasuk melalui Covax Facility,” tuturnya.

Selain itu, ASEAN juga berharap peningkatan kerja sama dengan RRT dalam hal dukungan terhadap ASEAN COVID-19 Response Fund, berbagi lebih banyak dosis atau dosis sharing melalui COVAX Facility dalam rangkamemenuhi equal access for vaccines to all countries, dan peningkatan kerja sama untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan cara memproduksi di negara-negara lain.

Pada kesempatan terpisah, Retno juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RRT Wang Yi. Dalam pertemuan tersebut, isu vaksin turut dibahas kembali olehnya.

Retno menekankan pentingnya melanjutkan kerjasama kesehatan dan vaksin Covid-19. Ia meminta Menlu Wang Yi untuk menugaskan tim agar dapat membahas secara detail kerjasama kesehatan sebagaimana pernah dibahas dalam kunjungan Menlu Wang Yi ke Indonesia yang terakhir.

”Indonesia telah sampaikan kesiapannya untuk dapat menjadi hub produksi vaksin untuk kawasan,” ujarnya.

Selain itu, Retno juga menyambut baik ditandatanganinya MOU pembentukan High Level Dialogue and Cooperation Mechanism yang dilakukan antara Menko Marinves dengan Menlu Wang Yi, pada 6 Juni 2021 di Guiyang. Indonesia mengharapkan bahwa format baru dialog ini akan lebih mempermudah koordinasi berbagai kerjasama yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan comprehensive strategic partnership antara Indonesia dan RRT. (dee/tau/syn/wan/mia)

Tags :
Kategori :

Terkait