BENGKULU - Meningkatnya angka Covid-19 sejak sepekan terakhir berdampak dengan ketersediaan ruang rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan Covid-19 di Bengkulu. Bahkan dibeberapa rumah sakit rujukan, yaitu RSMY Bengkulu, RSHD Kota Bengkulu didapati bahwa ruang UGD/IGD dan ruang rawat penuh untuk menampung pasien reaktif yang memiliki gejala demam.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler mengatakan jika kondisi rumah sakit penuh hal itu wajar karena kondisi tersebut dipengaruhi dari kenaikan angka Covid-19 dan pasien yang dirawat. Namun untuk mengantisipasi kekurangan ruang rawat inap bagi pasien Covid-19 di rumah sakit, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu diminta tanggap untuk memaksimalkan fasilitas milik pemerintah yang sebelumnya telah disiapkan. Seperti Gedung Bapelkes Bengkulu, LPMP dan asrama haji agar dapat dijadikan sebagai rumah sakit darurat "Saya ingat betul kalimat gubernur dulu bahwa dalam penanganan Covid-19 sudah disiapkan LPMP, Bapelkes dan asrama haji sebagai tempat perawatan isolasi. Ya gunakan fasilitas ini, jadi tidak ada lagi alasan rumah sakit yang mendirikan tenda, kan sudah ada fasilitas ini. Sudah memiliki ruangan yang banyak, tinggal diatur alat-alat dan prasarananya saja," kata Dempo. Sedangkan, untuk sosialisasi kepada masyarakat terhadap Covid-19 sendiri menurutnya sudah cukup dilakukan oleh dinas kesehatan. Namun tinggal peningkatan pelayanan kesehatan terhadap pasien saja yang perlu lebih ditingkatkan. "Ya untuk sosialisasi saya rasa sudah tidak perlu lagi terlalu dibahas, karena ini sudah jadi isu umum. Setiap hari melalui media sudah dibahas terkait Covid-19 ini tak perlu lagi sosialisasi saya rasa. Tinggal lagi bagaimana anggaran sosialisasi yang ada digantikan untuk mengobati dan menyantuni orang yang sakit ini," demikian Dempo.(tok)Pasien Reaktif dengan Gejala Melonjak, Dinkes Diminta Siapkan Rumah Sakit Darurat
Selasa 29-06-2021,15:19 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :