Tarif Antigen Tidak Sesuai SE Kemenkes

Rabu 04-08-2021,14:46 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  ARGA MAKMUR – Penanganan Covid-19 menjadi sorotan. Tidak hanya soal terbatasanya obat dan oksigen. Namun muncul dugaan adanya pelaksanaan rapid test antigen yang dilakukan tidak sesuai tarif yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

BACA JUGA:  Babinpotmar Diminta Berperan Aktif Lakukan Pembinaan Teritorial Sesuai Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor:HK.02.02/I/4611/2020 yang terbit Desember 2020 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab, untuk luar Jawa tarif tertinggi sebesar Rp 275 ribu. Tarif tersebut sudah lebih tinggi dari tarif di wilayah Jawa Rp 250 ribu.

Namun di RSUD Arga Makmur pemeriksaan rapid test antigen dikenakan biaya Rp 300 ribu. Hal ini disampaikan Dhany, warga Desa Gunung Agung, Arga Makmur. Ia menuturkan keluarganya dilakukan pengambilan rapid test antigen saat hendak berobat di RSUD. Namun saat membayar ia diberikan kuitansi senilai Rp 300 ribu.

“Sesuai kuitansi dan saya bayar di kasir RSUD, nominalnya tertera Rp 300 ribu dengan keterangan swab antigen,” katanya.

Ia juga menjelaskan, dalam kuitansi tersebut hanya menjelaskan satu pelayanan labor yaitu swab antigen. Tidak ada pelayanan lainnya yang tertera dalam tagihan pembayaran. Sehingga ia mememastikan biaya Rp 300 ribu hanya untuk swab antigen.

“Kami tidak disampaikan ada pengecekan lain. Bahkan setelah sempat diberikan hasil swab tersebut, itupun hasilnya diminta lagi. Jadi kami hanya melihat saja, tidak memiliki hasil swab itu,” terangnya.

Ia juga menyampaikan tagihan Rp 300 ribu tersebut belum diberikan potongan harga. Sebab juga ada pengecekan darah dan lainnya dengan total nominal mencapai Rp 651 ribu.

“Tidak ada potongan, kami tidak diberitahukan dan tidak pernah meminta potongan. Kami hanya sempat diberikan nota tagihan Rp 300 ribu,” ujarnya.

Dikonfirmasi, Direktur RSUD Arga Makmur, dr. Hj Herawati, Sp.PK membantah kuitansi yang diterbitkan labor tersebut. Menurutnya, RSUD Arga Makmur justru banyak membantu pasien dengan memberikan potongan harga.

“Tidak mungkin segitu (Rp 300 ribu). Biar saya telusuri. Artinya ada orang lain yang membuat-buat. Swab antigen kami dibeli dari dana BLUD,” ujarnya. Baca Selanjutnya>>>
Tags :
Kategori :

Terkait