JAKARTA – Penurunan kasus penularan Covid-19 di Provinsi Bali belum mencapai hasil signifikan. Kendati bersama-sama menerapkan status PPKM dengan Jawa, capaian Bali masih tertinggal. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kemarin (13/8) memberikan instruksi agar target penurunan kasus di Bali bisa tercapai.
Menurut data satgas Covid-19, Bali menunjukkan penurunan kasus terendah dibandingkan enam Provinsi Jawa. Yakni, hanya minus 7,04 persen. Itu termasuk rendah dibandingkan provinsi lain yang berhasil menurunkan 20 persen kasus aktifnya. Dalam kunjungannya, Luhut meminta langkah mitigasi penanganan Covid-19 di Bali harus dioptimalkan. Bali sudah memiliki modal, yakni capaian vaksinasi paling baik dibandingkan provinsi lain. ”Bali itu 91 persen sudah vaksin, harusnya sudah bagus. Tapi, ini (data kasus) masih stagnan, belum turun, sementara tempat-tempat lain sudah turun,” kata Luhut. Menurut pria kelahiran Sumatera Utara itu, yang masih perlu ditingkatkan dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Bali adalah 3T (testing, tracing, treatment). Termasuk kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan. Luhut memberi contoh upacara keagamaan di Bali harus diperketat prokesnya. ”Selalu ada laporan setelah acara tersebut, angka Covid-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun,” ujarnya. Luhut menekankan bahwa penanganan pandemi di Bali sangat penting. Sebab, itu berkenaan dengan citra Pulau Dewata sebagai destinasi pariwisata internasional. Dia juga meminta seluruh kabupaten/kota di Bali bisa menyediakan fasilitas isolasi terpusat (isoter) lengkap. ”Buleleng saya kira bisa dibuat menjadi model. Dari sekian ratus orang yang sudah masuk isoter, belum ada yang meninggal satu pun, success rate-nya tinggi,” ungkapnya. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjamin persediaan obat di Bali cukup. Bali juga tidak perlu ragu-ragu dalam menggencarkan 3T. Jika ada warga yang positif, sebaiknya langsung dibawa ke isoter supaya tidak menular. ”Jangan takut tes dan jangan takut melaporkan hasil tes. Justru semakin banyak yang melapor akan semakin bagus,” jelasnya. Terpisah, menyambut Hari Ulang Tahun Ke-71 Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo memiliki strategi baru dalam menghadapi pandemi. Dia menyiapkan target untuk merawat anak yatim piatu yang terdampak korona, mempercepat vaksinasi pelajar, dan menggenjot UMKM. Ganjar khawatir pada nasib anak-anak yang ditinggal orang tuanya akibat Covid-19. HUT Jateng bisa jadi momen tepat untuk membantu mereka. Idenya adalah memasukkan target tersebut dalam program APBD 2022. ”Jangan-jangan kita bisa menjadi orang tua asuh. Atau kita bantu mereka dengan infak, sedekah,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Semarang. Hingga 5 Agustus, tercatat 2.104 anak di Jateng kehilangan orang tua. Data itu masih terus di-update. Di samping itu, Ganjar berencana menggenjot perekonomian Jateng dengan mendorong UMKM untuk bangkit. Selama ini dia getol mempromosikan produk lokal untuk naik kelas melalui media sosial miliknya. Percepatan vaksinasi untuk pelajar juga terus diupayakan agar target herd immunity terbentuk. Tujuannya, mereka dapat melaksanakan pembelajaran hybrid. Gabungan antara daring dan luring. (tau/taf/ida/c6/bay)Capaian Vaksinasi 91 Persen, Prokes Tetap Diperketat
Sabtu 14-08-2021,13:24 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :