Diminta Presiden Turunkan Tarif PCR, Begini Respon Kemenkes

Minggu 15-08-2021,20:16 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  RB ONLINE - Kementerian Kesehatan RI berupaya merespons permintaan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga Polymerase Chain Reaction (PCR). Untuk mewujudkannya, Kemenkes membenahi jejaring fasilitas laboratorium di seluruh rumah sakit.

BACA JUGA:  Mestinya PCR untuk Tes dan Telusur Gratis, Bayar Hanya untuk Naik Pesawat

“Strategi yang sedang kita dorong saat ini agar semua laboratorium terdaftar dalam sistem jejaring laboratorium nasional agar seluruhnya bisa terpantau,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, Minggu (15/8) siang.

Hingga saat ini, katanya, jejaring laboratorium yang sudah terdaftar dalam jejaring nasional berkisar 800 unit yang tersebar di berbagai daerah. Namun masih ada fasilitas laboratorium di Indonesia yang belum berafiliasi pada data Kemekes.

Dia mengatakan Kemenkes juga sedang berupaya mendorong keaktifan pengelola laboratorium rumah sakit untuk melaporkan seluruh hasil pemeriksaan PCR melalui sistem New All Record (NAR) di Kemenkes.

NAR merupakan sistem basis data kesehatan milik Kemenkes yang mencatat hasil tes PCR dan tes antigen dari masyarakat yang mengakses pelayanan tersebut.

“Kita juga minta seluruh pengelola laboratorium dan rumah sakit untuk segera melaporkan dalam NAR, sehingga pelayanan sesuai dengan standar dan kualitas yang baik,” ujarnya dikutip dari jawapos.com.

Kemenkes telah membuat regulasi yang mengatur seputar pelayanan tes cepat Covid-19, khususnya tarif tertinggi PCR.

“Terkait harga, sudah ada Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) tentang pemeriksaan dengan menggunakan PCR,” katanya.

Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021 tentang penggunaan”tes rapid” (tes cepat) antigen dalam pemeriksaan Covid-19.

Pemeriksaan PCR yang dilakukan oleh rumah sakit atau laboratorium saat ini memiliki tarif yang bervariasi antara Rp600 ribu hingga Rp1,2 juta per orang.

Berdasarkan ketentuan itu, Kemenkes membuat surat edaran pada 5 Oktober 2020 yang menetapkan batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan PCR termasuk pengambilan “swab” (sampel usap) adalah Rp900 ribu per orang.

Ketentuan itu berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan PCR atas permintaan sendiri/mandiri.

Penetapan tarif tertinggi pemeriksaan PCR dilakukan dengan mempertimbangkan komponen jasa pelayanan, bahan habis pakai dan reagen, biaya administrasi serta komponen lainnya. Baca Selanjutnya>>>
Tags :
Kategori :

Terkait