rakyatbengkulu.com - Provinsi Bengkulu bakal memiliki stadion megah selevel Jakabaring Palembang, atau Papua Bangkit yang baru saja digunakan ajang PON XX Papua?
Jika benar, semua pasti senang, pasti bangga. Bengkulu yang selama ini selalu terpinggirkan dalam hal pembangunan, bakal memiliki bangunan yang prestisius.
Rencana di atas, coba diwujudkan Pemprov Bengkulu. Menggandeng pihak konsultan, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan jajarannya sendiri, sudah mendengar paparan masterplan kawasan olahraga terpadu yang sudah dirancang.
BACA JUGA: DPRD Provinsi Bengkulu Gelar Rapat Paripurna Penyampaian RAPBD 2022
Nama kawasan olahraga terpadu itu nantinya keren. Adalah, Bengkulu Internasional Sport Center (BISC). Luas areanya, 76 hektar berlokasi di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Rancangannya, akan dibangun sarana dan prasarana olahraga dengan bangunan inti di tengah membentuk pola Bunga Rafflesia.
Kawasan dirancang mengakomodir 52 cabang olahraga, termasuk diantaranya sirkuit motorcross dan offroad.
Selain sarana olahraga, di kawasan ini menyediakan ruang terbuka hijau, sebagai sarana rekreasi masyarakat dan kawasan bazar/UMKM dan fasilitas umum lainnya.
Melihat rancang bangunan, jelas biaya yang bakal dihabiskan sesuai gambar tak kalah mentereng.
Yakni, Rp 5,2 T. Nyaris 2 kali lipat APBD nya Provinsi Bengkulu. Dengan APBD yang tak sampai Rp 3 T, tepatnya Rp 2,76 T (sesuai RAPBD TA 2022,red), jelas biaya untuk BISC terbilang fantastis.
Jika hitungan pembangunan menggunakan APBD, maka paling tidak 2 tahun tak ada pembangunan di Provinsi Bengkulu.
Jalan rusak dalam kota, yang hanya ditambal sulam akan kembali mengangga. Belum lagi, sejumlah aset daerah semakin terbengkalai karena tak ada biaya perawatan.
BACA JUGA: Komisi 1: Umumkan Hasil Seleksi Administrasi Komisioner KPID
Tak heran jika kemudian, rancangan BISC di atas menuai sorotan. Tokoh muda yang belakangan aktif sebagai youtuber Melyan Sori, adalah yang vokal untuk urusan satu ini.
Stadion Mini
Malah, lewat salah satu kontennya Melyan membahas khusus mengenai BISC. Mantan aktivis mahasiswa itu, menilai untuk kondisi sekarang, pembangunan BISC sangat tak berfaedah.
"Lebih baik, kembangkan dulu olahraganya, pikirkan kesejahteraan atletnya. Jangan lagi ada kejadian atlet tak bisa berangkat bertanding ke luar, karena tak ada biaya," ujar Melyan.
Dengan budget mewah untuk BISC, menurutnya saat ini akan lebih efektif digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.
Apalagi lanjutnya, gubernur punya utang 18 janji politik yang semuanya mesti dilunasi. Di bidang olahraga, salah satunya adalah pembangunan stadion mini ditiap kecamatan.
"Mana stadion mini tiap kecamatan? Itu dulu lah yang dikejar. Atau uangnya untuk membiayai perawatan aset daerah yang terbengkalai selama ini," kritik Melyan.
Sebagai catatan, Sumsel dan Papua memiliki stadion internasional berkat menjadi tuan rumah PON. Suntikan dana pusat pun diperoleh daerah, berkat menyelenggarakan event olahraga berkaliber nasional.
Sebagai gambaran, dalam RAPBD TA 2022 Provinsi Bengkulu, pendapatan daerah diproyeksi sebesar Rp 2,76 triliun. Sedangkan belanja mencapai Rp 2,83 triliun. Dengan jumlah tersebut, ada potensi defisit anggaran Rp 78,70 miliar.
Ganti Peranan Stadion dan GOR Sawah Lebar
Sebelumnya, sebagaimana dilansir dari mediacenter Pemprov Bengkulu Gubernur Rohidin Mersyah didampingi Kepala OPD terkait, Senin (15/11) sudah mendengarkan pemaparan masterplan BISC dari pihak konsultan.
Nantinya, BISC akan menggantikan peranan stadion Semarak sekaligus GOR Sawah Lebar. Pemprov menilai, kedua bangunan yang mengiringi sejarah perkembangan olahraga di Provinsi Bengkulu itu sudah tak layak.
Tidak representatif, terutama untuk gelaran event selevel nasional.
BACA JUGA: 40 Pemain Masuk Skuad PS Bengkulu Arungi Liga 3
Padahal, di masa emasnya era '80 an hingga awal 90 an, Stadion Semarak adalah saksi kebesaran PS Bengkulu saat berlaga di kompetisi perserikatan hingga dilebur menjadi Liga Indonesia.
Tampil di divisi utama (sekarang liga I) Liga Indonesia, sejumlah nama besar pesepakbola nasional pernah merumput di Stadion Semarak.
Malah, legendanya Kamerun saat berlaga di Piala Dunia '90, pernah merasakan antusiasnya dukungan suporter PS Bengkulu dari baris bangku penonton.
Dalam kesempatan ini, gubernur meminta rencana pembangunan kawasan olahraga terpadu disesuaikan lagi dengan kemampuan keuangan daerah supaya bisa terlaksana dengan baik.
"Masterplannya sudah selesai tahun ini, tadi saya minta coba dianalisa tahapan tahapan pembangunannya dengan kemampuan keuangan daerah," tutur gubernur.
Dalam kesempatan yang sama, Kadis PUPR Provinsi Bengkulu Mulyani juga menyampaikan realisasi pembangunan kawasan olahraga terpadu akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Misalnya Porwil, kita akan bangun apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk cabang olahraga yang dipertandingkan. Sehingga biaya yang diperlukan tidak sebesar rencana pembangunan BISC yang mencapai Rp 5,2 triliun," tegasnya. (oce/rakyatbengkulu.com)