MEDIA massa sebagai salah satu sarana pemberi informasi kepada masyarakat dan memiliki peran yang cukup penting terhadap pembentukan opini publik masyarakat Bengkulu. Opini publik terkait suatu hal yang pada awalnya sangat bervariatif serta tidak terbatas, namun dapat berubah setelah menerima informasi penggambaran objek melalui media massa.
Menurut KBBI, media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Istilah tersebut merujuk pada jenis media yang digunakan untuk menjangkau masyarakat yang sangat luas. Kemudian istilah tersebut lebih populer dengan sebutan media saja. Seiring perkembangan teknologi, media massa semakin berkembang dengan munculnya radio, TV, dan internet. Dari sini kita dapat melihat bahwa media massa seakan menjadi sebuah ‘jendela’ informasi yang sangat luas untuk masyarakat. Apalagi di tengah maraknya penggabungan media konvensional dengan media online (konvergensi media) belakangan ini. Masyarakat bisa melihat apa saja yang terjadi di luar sana tanpa batasan jarak dan waktu.
Dengan adanya peran kuat media dalam membentuk opini dan mempersuasi publik melalui pemberitaannya yang secara terus menerus dengan konsentrasi berita yang sama, maka sangat besar pengaruh media dalam pembentukan sikap, persepsi dan tingkah laku dalam merespon suatu hal tersebut. salah satu teori dalam Ilmu Komunikasi yang oleh Mc Combs dan Shaw (1972), Teori Agenda Setting beranggapan apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa maka, media tersebut akan membuat masyarakat menganggap peristiwa itu penting. Dalam hal ini, media mempunyai efek yang sangat kuat dalam mempengaruhi asumsi masyarakat. Sehingga akan muncul asumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh masyarakat. Jadi ketika media memberikan penekanan atau perahtian pada suatu isu tertentu yang akan hadir di masyarakat, maka akan sangat besar dapat mempengaruhi dan dapat membentuk opini publik.
Jika dikaitkan dengan vaksinasi Covid-19, media sudah seharusnya mengambil bagian dalam mempublikasikan hasil vaksinasi sehingga target pemerintah Indonesia untuk membentuk kekebalan komunal atau Herd Immunity dapat segera tercapai. Media massa sendiri sejak awal Covid-19 ini muncul hingga saat ini masih terus memberitakan bahkan menjadi topik utama seperti pemberitaan kasus-kasus konfirmasi positif Covid-19 hingga bahaya varian baru Covid-19 seperti varian Delta dan Omicron. Ditambah lagi persoalan diluar kesehatan, seperti dampak Covid-19 tehadap kondisi ekonomi, sosial, pendidikan dan politik juga menjadi topik dalam pemberitaan melalui media massa. Disisi lain, media perlu juga menyampaikan kepada publik terkait program vaksinasi Covid-19 sehingga masyarakat mengetahui tentang vaksinasi itu sendiri untuk kesehatan serta akan menjadi persyaratan dalam untuk pengurusan administrasi di pemerintahan maupun perjalanan.
Untuk sekilas pemberitaan tentang vaksinasi Covid-19 merupakan suatu hal yang normal. Namun demikian masih saja terdapat masyarakat yang percaya terhadap hoaks tentang vaksinasi itu sendiri. Berdasarkan data Kominfo RI tentang hoaks vaksin Covid-19 rilis 24 Oktober 2021, terdapat 369 jenis hoaks yang beredar di berbagai media massa dan sosial. Tentunya hal tersebut dapat menimbulkan kepanikan dan ketakutan di tengah upaya pemerintah yang saat ini gencar melaksanakan vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Prov. Bengkulu.
Berdasarkan press rilis Dinkes Prov. Bengkulu tentang update situasi terkini perkembangan Covid-19 dan vaksinasi Covid-19 di Prov. Bengkulu per 24 Desember 2021, dapat ditampilkan sebagai berikut:
Peran Media Massa Dalam Publikasi Vaksinasi Covid-19 di Provinsi Bengkulu
Sabtu 25-12-2021,15:24 WIB
Oleh: redaksi rb
Kategori :