Hidup dengan keterbatasan, tidak membuat Saipul (28) menggantungkan hidupnya pada orang lain.
Walaupun kakinya tidak bisa melangkah dengan sempurna akibat mengidap polio, setiap hari dia mendorong gerobak berisikan kerupuk dagangannya di pinggir jalan. Teriknya matahari tak memupus asanya. Simak liputannya. RINTO DIANTARA Kota Bengkulu IPUL, begitu ia disapa, warga Kelurahan Sawah Lebar Baru ini, mulai keluar rumah keliling menjual kerupuk dagangannya sejak pukul 07.00 WIB dan baru pulang sekitar pukul 15.40 WIB. Gerobak jualannya itu sekaligus menjadi tumpuan untuk kakinya melangkah. “Hari ini saya berkeliling dari rumah sampai ke daerah Kebun Tebeng. Biasanya saya juga pergi ke daerah-daerah lain, tapi susah untuk mengingat nama daerahnya,” kata Ipul terbata-bata, karena juga kesulitan berkomukinasi, Sabtu (16/7). Ipul adalah bungsu dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya sudah menikah dan sekarang ia tinggal bersama dengan ibu dan saudara perempuannya Siti (35). Siti adalah anak ketiga dan saudara perempuan Ipul satu-satunya. Sedangkan ayahnya sudah meninggal saat Ipul masih kecil. BACA JUGA:Dika, Lulusan Sarjana: Berhenti jadi Guru Honorer, Pilih Jualan Telur Rangrang Keluarganya bukanlah keluarga yang kaya. Mengandalkan penghasilan dari suami kakak prempuannya yang bekerja sebagai penjual obat herbal, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. “Kami sudah sering pindah-pindah dan ini sudah yang ke 4 kalinya. Ini pun, rumahnya kami masih mengontrak. Sewanya 7 juta untuk 1 tahun,” kata kakak perempuan Ipul, Siti (35). Sudah sering ada kabar-kabar pedas dari orang-orang untuk Siti dan keluarganya. Mereka sering dikritik lantaran masih membiarkan Ipul berjualan dengan kondisinya yang seperti itu. “Bukannya saya tidak mau menyuruh Ipul untuk berhenti, tapi memang ia sendiri yang tidak mau berhenti. Sejak kecil Ipul adalah orang yang hobi untuk keluar dan bertemu dengan orang-orang baru,” ucap siti. Tidak terhitung sudah berapa kali Siti menyuruh adiknya berhenti berjualan, karena seringkali mendapatkan cemoohan dari tetangganya. Siti pernah meminta adiknya berjualan di depan rumah saja, namun tidak sampai 3 hari Ipul sudah mulai berkeliling lagi secara diam-diam. “Ipul masih sangat ingin berjualan, mungkin ia tidak ingin terlalu bergantung kepada kami. Saya sudah meminta ipul untuk berjualan di depan saja. Tapi Ipul tidak mau dan sering kabur diam-diam dengan grobaknya,” terang Siti. BACA JUGA:Banting Setir dari Honorer, Buka Usaha Ikan Hias, Hasilnya Alhamdulillah Ipul menderita polio sejak kecil. Mulai ada tanda-tanda mengidap penyakit itu saat kelas 5 SD. Sekarang penyakit Ipul sudah sangat parah. Tidak hanya kesusahan berjalan tapi juga sudah susah untuk berbicara. Ipul pernah beberapa kali tertabrak kendaraan saat menjajakan dagangannya. Tapi ia sama sekali tidak memiliki keinginan sedikitpun untuk berhenti jualan. Siti mengatakan pernah sekali mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) berupa barang, untuk kebutuhan Ipul. Selain itu, Ipul sering mendapatkan bantuan juga dari relawan dan tetangga sekitar. Namun bukannya senang, Ipul malah merasa jengkel karena ia tidak mau dirinya dikasihani. “Mungkin itulah yang menyebabkan ia tak mau berhenti berjualan,” kata Siti.(**)Ketika Polio Bukan jadi Penghalang: Ipul (28), Tetap Keliling Jual Kerupuk
Minggu 17-07-2022,10:39 WIB
Editor : adminrakyatbengkulu2
Kategori :