BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Danau Dendam Tak Sudah, satu - satunya danau di Indonesia yang letaknya di pusat ibukita provinsi. Danau Dendam Tak Sudah jadi bagian penting dari KOta Bengklu, Provinsi Bengkulu.
Sejumlah cerita mengenai danau tersebut, banyak beredar. Termasuk mengenai penamaan danau dengan nama Danau Dendam Tak Sudah.
Salah satu cerita yang masih ada, mengenai kisah Gadis Serai. Gadis yang disebut - sebut kecantikannya bak bidadari, tidak bisa dilepaskan dari Danau Dendam Tak Sudah.
BACA JUGA:Kisah Mahabarata: Hubungannya dengan Peran Perempuan, Konsep Surga, dan Perang Badr
Gadis Serai ini sudah menjadi salah satu legenda paling terkenal dan menarik di wilayah tersebut. Meskipun ada variasi dalam cerita ini, berikut adalah ringkasan cerita Gadis Serai di Danau Dendam Tak Sudah.
Pada zaman penjajahan Belanda di Bengkulu, hiduplah seorang gadis cantik bernama Gadis Serai. Gadis Serai adalah puteri seorang pemimpin lokal yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.
Pada suatu hari, konon di desa tersebut tiba seorang pemuda pribumi yang tampan dan berbakat. Pemuda tersebut adalah anak seorang petani yang sangat pandai dalam berbagai hal.
BACA JUGA:Kisah Inspiratif, Akibat Sengatan Tawon, Bocah Ini Miliki Kekayaan Rp75 Miliar
Termasuk dalam seni musik dan tari. Ketika Gadis Serai dan pemuda ini bertemu, mereka saling jatuh cinta satu sama lain. Cinta mereka berkembang pesat, dan mereka berencana untuk menikah.
Namun, pernikahan mereka dihalangi oleh Belanda yang menguasai wilayah tersebut. Belanda memaksa pemuda itu untuk pergi dari desa dan meninggalkan Gadis Serai.
Dalam kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam, Gadis Serai memutuskan untuk bunuh diri. Ia pergi ke tepi Danau Dendam Tak Sudah.
BACA JUGA:Ciong di Tahun Naga Kayu 2024! Ini 3 Shio yang Akan Kurang Beruntung
Ini sebuah danau yang indah di dekat desa mereka. Gadis Serai merasa bahwa hidupnya tidak lagi berarti tanpa pemuda itu.
Ia melempar dirinya ke dalam danau yang dalam dan air danau menjadi keruh setelahnya. Konon, Gadis Serai kemudian menjadi hantu yang meresahkan danau dan wilayah sekitarnya.
Sebagai bentuk dendam atas cinta yang tak terwujud. Orang-orang yang mendekati danau di malam hari kadang-kadang melaporkan melihat penampakan Gadis Serai atau mendengar suara tangisnya.