BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Sebanyak 17 warga Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu terpapar penyakit, akibat kabut asap yang berasal dari batubara terbakar.
Hal ini diungkapkan Rustam Effendi, seorang warga RT 14 RW 1 Kelurahan Teluk Sepang.
Sedikitnya 17 orang, baik dewasa maupun anak-anak, mulai mengalami dampak gangguan kesehatan akibat kabut asap yang terus menerus menghampiri mereka.
"Sekitar 17 orang di sekitar RT 14 merasakan kesulitan bernafas, batuk, dan ketidaknyamanan pada tenggorokan," ungkap Rustam, Rabu, 18 Oktober 2023.
BACA JUGA:Warga Dermayu Keluhkan Asap CPO PT Agri Andalas, DPRD Segara Panggil Manajemen PT Agri
Diakui Rustam, selama sebulan terakhir, warga di RT 14 RW 1 Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, mengalami dampak kabut asap akibat terbakarnya tumpukan batubara di stockpile yang dimiliki oleh PT. MPP.
Stockpile ini terletak sangat dekat dengan permukiman warga, hanya sekitar 20 meter dari rumah mereka.
Peristiwa terbakarnya batubara di stockpile ini sering disebut sebagai swabakar. Swabakar biasanya terjadi karena batubara memiliki kadar kalori rendah dan terpapar sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.
Rustam menjelaskan bahwa peristiwa serupa telah terjadi berulang kali di sekitar tempat tinggalnya. Faktor yang memicu swabakar ini adalah musim panas dan angin kencang, yang membuat efek swabakar menyebar lebih luas.
Kabut asap ini akibat terbakarnya tumpukan batubara di stockpile yang dimiliki oleh PT. MPP.--dokumen/rakyatbengkulu.com
BACA JUGA:Perbanyak Air Putih dan Konsumsi Vitamin, Ini 5 Tips Hidup Sehat Saat Cuaca Dilanda Kabut Asap
"Pemilik stockpile tidak terlihat adanya upaya untuk memadamkan api, sehingga warga harus menanggung asap yang sangat mengganggu," keluhnya.
Menurut Rustam, pihak pemerintah setempat, termasuk Ketua RT dan Lurah, belum mengambil tindakan yang memadai terkait peristiwa berulang ini.
"Meskipun mereka mengklaim sudah berbicara dengan perusahaan terkait, pada kenyataannya, situasi tetap sama, dan kebakaran terus berlanjut. Tampaknya tidak ada usaha untuk memadamkan api," lanjut Rustam.
Rustam, sebagai warga yang terdampak, mendesak pemilik perusahaan untuk segera mengambil tindakan seperti penyiraman dan pemantauan yang ketat terhadap batubara di stockpile agar peristiwa serupa tidak terulang.