Pertamina: Mengintegrasikan Ketahanan Energi dengan Pangan untuk Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan

Minggu 22-10-2023,10:46 WIB
Reporter : Tim Liputan RB
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menekankan bahwa Pertamina memberikan prioritas tinggi pada pemeliharaan ketahanan energi, yang juga sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Dalam acara Food and Agriculture Organization (FAO) Science and Innovation Forum yang berlangsung dalam rangka The World Food Forum 2023 di Roma, Italia pada Kamis, 19 Oktober, Nicke mengungkapkan potensi besar Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya domestik sebagai sumber energi, termasuk dalam penggunaan bahan pangan untuk produksi bioenergi.

"Pertamina telah merancang strategi bisnis yang ramah lingkungan, salah satunya melalui penggunaan biofuel. Biofuel memiliki peran sentral dalam mengurangi emisi karbon di sektor transportasi," ungkapnya dikutip antaranews.com, Minggu, 22 Oktober 2023.

BACA JUGA:Pertamina Menyayangkan Penggunaan BBM Subsidi oleh Truk Pengangkut Batu Bara di Bengkulu

Pertamina mencatat kesuksesan penggunaan biofuel, seperti B35 yang berasal dari sawit, dalam menurunkan impor bahan bakar minyak, terutama solar, sambil meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Selain itu, hal ini juga berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. Diperkirakan pada tahun 2022 saja, emisi setara 28 juta ton CO2 dapat berkurang berkat inisiatif ini.

Nicke juga memastikan bahwa pengembangan bioenergi di Indonesia tidak akan mengganggu ketahanan pangan, karena energi yang dihasilkan berasal dari sisa-sisa atau ampas dari sumber nabatinya.

"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa upaya mencapai ketahanan energi juga sejalan dengan tujuan mencapai ketahanan pangan, dan kami tidak akan mengganggu keseimbangan tersebut," tegasnya.

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Mendukung Transisi Energi dengan Solusi Ramah Lingkungan

Pada kesempatan tersebut, Nicke juga membahas tentang tantangan trilema energi yang dihadapi oleh Indonesia, termasuk Pertamina. Tantangan ini meliputi keamanan energi, keberlanjutan energi, dan ketersediaan energi.

"Saat ini, keamanan energi menjadi prioritas bagi Indonesia, namun kami juga tetap memperhatikan ketersediaan energi yang terjangkau dan berkelanjutan," katanya.

Oleh karena itu, Nicke menggarisbawahi pentingnya melakukan transisi energi dengan menggunakan sumber daya alam domestik untuk mengurangi emisi karbon, sambil mencapai kemandirian energi yang kuat bagi Indonesia.

Dalam konteks potensi energi, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran penting dalam mendukung keamanan energi, mengingat statusnya sebagai salah satu produsen nikel dan bauksit terbesar di dunia, yang merupakan bahan utama dalam pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Berkomitmen Salurkan BBM Subisidi Sesuai Aturan

Indonesia juga memiliki sumber daya energi baru dan terbarukan, termasuk solusi berbasis alam dan teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCUS).

Kategori :