Perusahaan pinjol secara cerdas menargetkan generasi Z dan milenial sebagai pasar utama mereka. Strategi pemasaran yang berfokus pada kebutuhan sehari-hari, seperti gaya hidup, membuat pinjol lebih mudah diterima oleh kelompok ini.
5. Kurangnya Pemahaman Keuangan
Banyak dari generasi Z dan milenial yang kurang memahami implikasi jangka panjang dari pinjaman online. Kurangnya literasi keuangan dapat membuat mereka mengabaikan risiko yang sebenarnya, sehingga lebih mudah terjerat dalam utang.
BACA JUGA:Phubbing, Perilaku Sosial Negatif yang Secara Tidak Sadar Mempengaruhi Generasi Milenial
6. Tekanan Hidup Modern
Tekanan hidup modern, seperti biaya hidup yang tinggi dan tuntutan gaya hidup, dapat mendorong generasi Z dan milenial untuk mencari solusi finansial instan.
Pinjol menjadi jawaban sementara yang menarik bagi mereka yang ingin memenuhi kebutuhan segera.
7. Spiral Utang yang Sulit Dihentikan
Dampak terbesar dari terjerat pinjol adalah masuknya dalam spiral utang yang sulit dihentikan. Bunga yang tinggi dan tenggat waktu pembayaran yang ketat dapat membuat generasi Z dan milenial terjebak dalam lingkaran setan finansial.
BACA JUGA:Mengapa Gen Z Dianggap Mental Lemah? Fakta Tentang Gangguan Mental pada Generasi TikTok
Terjerat dalam pinjol dapat mengakibatkan tekanan mental, risiko finansial yang meningkat, dan bahkan dampak pada kesejahteraan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi generasi Z dan milenial untuk meningkatkan literasi keuangan, memahami risiko pinjol, dan mencari alternatif solusi keuangan yang lebih berkelanjutan.
Dengan memahami alasan di balik mudahnya akses pinjol, generasi Z dan milenial dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, menghindari terjerat dalam utang yang membahayakan.(**)