BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Suku Lembak Delapan Bengkulu, sebuah komunitas etnis yang tinggal di wilayah Bengkulu, Indonesia, memiliki warisan budaya yang memikat dan unik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal-usul, adat istiadat, dan kehidupan sehari-hari suku Lembak Delapan Bengkulu.
Indonesia terkenal dengan Suku Bangsanya yang bermacam-macam, dari Sabang sampai Merauke. Keragaman Suku inilah yang membuat Indonesia beda dengan Negara lain, salah satunya di Bengkulu ada masyarakat suku Lembak yang tetap menjunjung adat istiadat mereka.
BACA JUGA:Budayakan Sholat Dhuha dan Dzukur di Sekolah, Buka Program Link and Macth
Suku Lembak Delapan Bengkulu memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Mereka dapat ditelusuri kembali ke zaman dahulu, di mana nenek moyang mereka menetap di wilayah ini.
Keberagaman etnis dan sejarah panjang menciptakan ciri khas tersendiri bagi suku ini.
Lalu bagaimana sih sejarah berdirinya suku Lembak yang ada di Bengkulu? Simak penjelasannya berikut ini!
BACA JUGA:Outfit Kece dengan Kebaya Modern ala Serial 'Gadis Kretek' : Gaya Busana Modern Budaya Indonesia
Di Bengkulu pernah berdiri sebuah kerajaan kuno yang bernama Kerajaan Sungai Serut yang dimiliki oleh Suku Lembak Delapan.
Sungai Serut berada di kawasan Tanjung Terdana dan membentang di sepanjang Sungai Bangkahulu, dan dikendalikan oleh seorang raja bernama Burniath.
Sebelumnya, suku Lembak memiliki pusat di daerah Padang Ulak Tanding yang terletak di daerah sekitar kerajaan Rejang Empat Petulai.
Padang Ulak Tanding dan Lubuk Linggau yang menyebar pada akhirnya berakhir di kota Bengkulu.
Suku Lembak Delapan Bengkulu: Keragaman Budaya Indonesia--dok/rakyatbengkulu.com
Berdasarkan bukti sejarah yang beredar diketahui bahwa suku asli Bengkulu adalah suku Lembak. Pendapat ini diperkuat dengan adanya Kerajaan Sungai Hitam yang terbukti dikuasai oleh suku Lembak. Kerajaan ini diperintah oleh Singaran Pati bergelar Aswanda.
Adat istiadat suku Lembak Delapan Bengkulu mencerminkan kehidupan yang harmonis dan kebersamaan.
Upacara adat, tarian tradisional, dan ritual keagamaan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.