BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Kopi kawo merupakan proses penjemuran dan pengasapan pada daun kopi muda yang hingga mengalami kehitaman.
Berikut ini asal usul dari kopi kawo yang ada di Kabupaten Kerinci dan kisah nelangsa petani pada zaman Belanda.
Kopi menjadi salah satu hasil bumi yang dimanfaatkan oleh penjajahan Belanda pada saat itu. Kerinci merupakan daerah di Sumatera yang terkenal dengan kekayaan hasil bumi berikut pertanian dan perkebunannya.
Daerah dataran tinggi ini sangat cocok dalam kedua sektor tersebut, termasuk penanaman kopi. Kopi termasuk komoditi yang utama pada saat itu yang kemudian dilirik oleh bangsa Belanda yang kemudian mendiami wilayah Kerinci.
BACA JUGA:Soal Kopi ! Perkebunan Pertama Kali dan Minum Kopi Asli Tanaman Indonesia, Orang Jawa Barat
Kopi ini ditaman dengan ketinggian 1.000 sampai 2.000 (mdpl). Belanda masuk pada tahun 1901 dengan tujuan menguasai emas yang ada di Sumatera melihat komoditas pertanian kopi yang bagus menjadi sasaran empuk bagi penjajah untuk juga mengambil kopi.
Kerinci memiliki kontur tanah yang subur di daerah vulkanik dan pengunungan dengan jajaran bukit barisan membuat kualitas kopi yang dihasilkan bagus itu sebab Belanda ingin menguasai pertanian di Kerinci.
Nelangsa kemudian dialami oleh para petani kopi yang ada di Kerinci karena segala hasil panen penduduk diserahkan ke penjajah dan dijual ke Eropa dan Negara lainnya.
Sehingga petani hidup dengan tidak merasakan hasil bumi yang mereka tanam sendiri.
Penduduk lokal menyebutnya kopi kawo atau seduhan daun kopi cara petani untuk menikmati kopi melalui daunnya itulah asal usul terjadinya kopi kawo di Kabupaten Kerinci.--Freepik.com/freepik
BACA JUGA:Asal Mula Istilah Kawe, Sebutan Kopi di Bengkulu Bagian Selatan dan Sebagian Sumatera Selatan
Di balik kisah nelangsa petani ini membuat mereka mencari cara untuk dapat menikmati kopinya sendiri di tanah pertiwi ini.
Kemudian oleh petani daun kopi muda dan harus dipetik dan dibuang agar buah kopi cepat membulir, kuning lalu memerah untuk kemudian siap dipetik.
Daun kopi tersebut yang muda lalu dipungut, dirajang, dijemur lalu diasap, kemudian diseduh seperti daun teh.
Penduduk lokal menyebutnya kopi kawo atau seduhan daun kopi cara petani untuk menikmati kopi melalui daunnya itulah asal usul terjadinya kopi kawo di Kabupaten Kerinci.