Ada suatu wilayah di tanah Jawa yang tidak bisa ditaklukkan oleh Wali Songo saat masa peyebaran agama Islam di pulau Jawa.
Adapun Wali Songo adalah sebutan pada sembilan orang penyebar agama Islam di pulau.
Dimana kesembilan Wali tersebut adalah, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qasim), Sunan Kudus (Ja’far Shadiq).
Sunan Giri (Raden Paku atau Ainul Yaqin), Sunan Kalijaga (Raden Sahid), Sunan Muria (Raden Umar Said), serta Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
BACA JUGA:Alasan untuk Umat Islam Tidak Ucapkan Selamat Natal, Ustad Abdul Somad Sebut Ada 3 Hal
Husein Ilyas menjelaskan bahwa ada satu satunya wilayah yang tidak dapat ditaklukkan oleh Wali Songo, pada saat menyebarkan ajaran Islam tersebut yaitu wilayah Ponorogo.
Beliau mengatakan mengapa Wali Songo tidak bisa menaklukkan daerah Ponorogo, hal tersebut dikarenakan di daerah itu terdapat danyang atau penjaga wilayah tersebut yang menyerupai macan.
Adapun penjaga ghaib menyerupai macan tersebut bernama Singo Barong, adapun wujud tersebut dipercaya menjadi pemimpin wilayah ini dan juga memiliki aliran kepercayaan tersendiri.
Macan tersebut dipercaya akan membunuh atau memakan siapa saja yang akan mengganggu ketentraman wilayah Ponorogo serta mengganggu kekuasaannya.
BACA JUGA:Umat Islam Dilarang Mengucapkan Selamat Natal? Ini Penjelasan Hukumnya
Wali Songo belum berhasil dalam upaya menyebarkan agama Islam ke Ponorogo, namun pada akhirnya yang dapat mengislamkan wilayah Ponorogo adalah adik dari Raden Patah yang bernama Bathara Kathong.
Saking cerdik dan hebatnya Bathara Katong, dalam upaya menyebarkan ajaran Islam ke daerah Ponorogo, maka beliau dijuluki ‘lir kadya dewa’ yang di artikan sebagai manusia setengah dewa.
Bathara Katong menyebarkan agama Islam ke wilayah ponorogo, dengan cara melalui kesenian, dalam hal menyebarkan agama Islam, ia menggunakan kesenian tari supaya mudah dicerna oleh masyarakat.
Adapun kesenian tersebut adalah kesenian Reog. Husein Ilyas menjelaskan bahwa Reog adalah bahasa dari huruf arab ra’ dan yun yang mempunyai arti firasat yang benar.
BACA JUGA:Begini Menurut Islam Mengenai Hukum Karma dalam Dosa yang Ditanggung
Adapun Firasat tersebut digambarkan dalam sebuah topeng Reog oleh Bathara Kathong sebagai seekor burung gagak merak yang sedang menduduki kepala macan.