Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Kalijaga, Walisongo yang Pernah Dijuluki Brandal Lokajaya

Rabu 27-12-2023,15:36 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Peri Haryadi

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, tidak lepas dari peran serta salah satu Walisongo yang berasal dari tuban, yaitu Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga sampai saat ini masih dihormati oleh umat Islam, di mana makamnya yang berada di Kelurahan Kadilangu, Demak selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah.

Agar mudah diterima oleh masyarakat, Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam menggunakan budaya setempat, sehingga cara berdakwah beliau menjadi terkenal.

 BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Drajat, Walisongo Dakwah Catur Piwulang

Hal tersebutlah yang membuat Sunan Kalijaga menjadi satu-satunya wali yang paham dan memahami segala pergerakan, aliran atau agama yang hidup di tengah masyarakat pada saat itu.

Sunan Kalijaga adalah anak dari Bupati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta dan istrinya yang bernama Dewi Nawangrum.

Sunan Kalijaga dilahirkan dari keluarga bangsawan, pada tahun 1450, dengan nama aslinya adalah Raden Said.

 BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Bonang, Walisongo Seniman yang Berdakwah

Adapun nama lain dari beliau adalah, Lokajaya, Syaikh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti dan Raden Abdurrahman.

Menurut keterangan dalam sejarah, Sunan Kalijaga mempunyai tiga orang istri yaitu, Dewi Sarah, Siti Zaenab dan Siti Hafsah.

Dengan Dewi Sarah, beliau mempunyai tiga anak yaitu, Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rukayah dan Dewi Sofiah.

 BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Giri, Wali Songo Dijuluki Ainul Yaqin

Dari pernikahannya dengan Siti Zaenab yang merupakan putri dari Sunan Gunung Jati, beliau mempunyai lima orang anak yaitu, Ratu Pembayun, Nyai Ageng Panegak, Sunan Hadi, Raden Abdurrahman dan Nyai Ageng Ngerang.

Adapun dari pernikahan beliau dengan Siti Hafsah, yang merupakan putri Sunan Ampel tidak diketahui dengan jelas siapa nama putranya.

Beliau wafat dan dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat Demak, Jawa Tengah pada tahun 1513..

Dahulunya Sunan Kalijaga merupakan seorang begal yang sangat sadis, sehingga beliau di juluki Brandal Lokajaya.

 BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia! Sunan Ampel: Walisongo dengan Pola Kekerabatan

Konon ceritanya, Sunan Kalijaga berubah setelah bertemu dengan Sunan Bonang, kemudian menjadi muridnya.

Selain dengan Sunan Bonang, Sunan Kalijaga sempat berguru juga kepada Syekh Siti Jenar, Syekh Sutabaris dan Sunan Gunung Jati.

Beliau mulai berdakwah di Cirebon, tepatnya di desa Kalijaga. Lalu beliau menyebarkan agama Islam di Pamanukan dan Indramayu.

Beliau berdakwah dengan cara melalui pendekatan seni dan budaya, salah satunya dengan cara menggunakan wayang, dimana pada masa itu sangat digemari oleh masyarakat.

 BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia Melalui Walisongo: Sunan Gresik dan Karomahnya

Beliau tidak mematok harga dan siapa saja serta kalangan mana saja boleh melihat pertunjukan seni wayang tersebut, sehingga cara dakwa beliau dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu.

Selain menggunakan seni wayang, beliau juga menggunakan seni lainnya seperti,ukiran, gamelan, nyanyian sert pakaian.

Ukiran manusia dan hewan, perlahan mulai diganti dengan seni ukir dedaunan, untuk seni gamelan, beliau menciptakan gong sekaten serta diberi nama Syahadatain, hingga pada saat ini masih ditabuh di perayaan Maulid Nabi di seputaran Masjid Agung Demak.

 BACA JUGA:Hal Unik Islam di Indonesia: Penyebaran Islam Melalui Walisongo

Lagu-lagu   seperti Ilir-ilir, Gundul-Gundul Pacul, Kidung Rumeksa ing Wengi, Lingsir Wengi dan Suluk Linglung, merupakan ciptaan dari Sunan Kalijaga.

Kemudian dari seni berpakaian, Sunana Kalijaga adalah pencipta baju takwa yang melekat pada kebudayaan Jawa dengan ciri khas blangkon dan surjan.

 BACA JUGA:Ampuh! Ini Dia 10 Jus yang Efektif Sebagai Penurun Darah Tinggi saat Hamil

Dengan penampilannya menggunakan baju takwa tersebut, Sunan Kalijaga dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat pada masa itu, jika dibandingkan dengan para wali lainnya yang berdakwah dengan menggunakan jubah.

 Selain itu beliau juga menyisipkan beberapa falsafah Islam ke dalam nilai-nilai budaya setempat, salah satunya filosofi “Urip Iku Urup”, yang berarti, dalam kehidupan ini hendaknya memberi manfaat bagi orang disekitarnya.

 BACA JUGA:7 Tips Menikmati Perjalanan Aman Saat Liburan dengan Berkendara

Dengan cara dakwah beliau yang tidak menentang adat istiadat yang di anut oleh masyarakat pada masa itu, maka cara dakwah beliau mudah diterima oleh masyarakat.(**)

Kategori :