Kisah Keistimewaan Batu Tempat Kepala Imam Hussein bin Ali, Cucu Rasulullah SAW

Minggu 31-12-2023,16:38 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Berdasarkan informasi yang diambil dari buku "Jejak Ale Mohammad di Aleppo" karya Sheikh Ibrahim Nasralla, kita dapat mengungkap kisah menarik terkait keistimewaan batu yang menjadi tempat kepala Imam Hussein bin Ali, cucu Rasulullah SAW.

Dahulu kala, wilayah ini merupakan tempat berdirinya biara yang dikenal sebagai Biara Mart Ruta, terdiri dari dua ruangan, sebelum Islam memasuki kota Aleppo.

Kejadian menarik ini terjadi pada tahun 61 Hijriah, saat rombongan Imam Ali Zainal Abiddin As-Sajjad dan Zainab, adik Imam Hussein, bersama wanita dan anak-anak, beristirahat di dekat biara tersebut.

Para biarawan dan pendeta di biara ini menyaksikan cahaya terang keluar dari kepala Imam Hussein yang diarak oleh tentara Yazid.

BACA JUGA:Kisah Menyedihkan Sayidinah Hasan, Cucu Rasulullah yang Diracun oleh Istrinya

Mereka menyadari bahwa tawanan ini berasal dari keluarga Rasulullah yang masih tersisa, setelah kaum lelaki keluarga Rasulullah syahid.

Para pendeta meminta izin kepada pengawal rombongan untuk merawat kepala Imam Hussein dan bersedia membayar mahal.

Seorang pendeta berpengetahuan luas merawat kepala Imam Hussein, mencuci, menyisir rambut, dan memberikan minyak wangi sambil terus berdoa hingga menjelang pagi.

Setelah selesai, kepala Imam Hussein dikembalikan kepada pengawal rombongan. Tak lama kemudian, pendeta tersebut memeluk Islam.

BACA JUGA:Kisah Islami: Ular Menunggu Ribuan Tahun di Gua Tsur untuk Bertemu Rasulullah

Setelah rombongan keluarga Rasulullah pergi, para pendeta terus mendoakan Cucu Rasulullah. Selama beberapa hari, darah segar terus keluar dari batu tempat kepala itu ditempatkan.

Batu tersebut tetap berada di biara tersebut dari awal Bulan Safar tahun 61 Hijriah hingga tahun 333 Hijriah.

Ketika Raja Sifoddowie Hamdani menjadikan Aleppo sebagai ibukota, ia sering mengunjungi batu tersebut yang terus mengeluarkan darah segar.

Akhirnya, Raja memutuskan membangun tempat tersebut sebagai penghormatan terhadap kebesaran Allah, dikenal sekarang sebagai Masjid Al-Nuqtah, yang berarti masjid tempat darah tercurah.

BACA JUGA:Kisah Islami, Mengharukan Rasulullah Bertemu dengan Saudara Sepersusuannya

Kategori :