BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Suku Lebong di Bengkulu asal usulnya bukan dari Majapahit. Literatur di Belanda menyebutkan orang-orang Suku Lebong berasal dari Minangkabau.
BACA JUGA:Ini Pembagian Dana Desa 2024 Lebong, Bengkulu! 4 Desa 1 Miliar
BACA JUGA:Dibutuhkan! 816 Pengawas TPS di Rejang Lebong, Cek di Sini Syarat Pendaftarannya
Selama ini diyakini bahwa orang-orang Lebong (sekarang Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu) berasal dari Majapahit. Keyakinan itu dilandasi adanya 4 petulai dalam suku Rejang yang dipimpin Bikau (Biku dari kata Biksu). Konon, orang-orang Lebong salah satu dari ke-4 petulai tersebut.
Berdasarkan penelitian dan perjalanan dalam ekspedisi Sumatera Tengah yang dipimpin Prof. PJ Veth antara tahun 1877-1879, orang-orang Lebong berasal dari Minangkabau. Hal tersebut dibuktikan dengan kesamaan sejumlah tradisi, jejak pemerintahan dan situasi sosial lainnya.
BACA JUGA:Terkuak, Emas Monas Ternyata Berasal dari Bengkulu, Selama 45 Tahun Ratusan Kilo Dikeruk Belanda
BACA JUGA:Molek Transportasi Pengangkut Hasil Tambang Emas Lebong Tandai
Menurut Prof Veth dalam ‘’ Midden-Sumatra; Reizen en Onderzoekingen der Sumatra Expeditie, 1877-1879’’ yang terbit pada tahun 1882, bahwa, ‘’… dat de Lebongers beweren van Manangkaboschen oorsprong te zijn…’’ Orang-orang Lebong yang disebutkannya dengan istilah Lebongers itu berasal dari Minangkabau.
Kemudian dijelaskannya, asal usul orang-orang Lebong dari rombongan Tuanku Djongor yang ditugaskan oleh Kerajaan Pagar Ruyung di Minang Kabau untuk mencari lahan baru yang subur dan banyak emas.
Inilah suasana Kota Muara Aman sebagai ibukota Kabupaten Lebong yang semakin berkembang. Tampak rumah penduduk dan bangunan perkantoran di pusat kota. --DOK/RB
BACA JUGA:Ini ! Balapan Mobil Pertama di Bengkulu, Era Pemerintahan Kolonial Belanda
BACA JUGA:Waspada! Sepanjang Tahun 2023 Dinkes Rejang Lebong Temukan Kasus Baru HIV/AIDS
‘’… dat zekere Toeankoe Djongor met zijn volgelingen van Paga- Roejoeëng kwam en , nadat hij het water van verscheidene soengei's gewogen had , zich dáár vestigde waar het water het zwaarst was…’’
Diungkapkan bahwa seorang bernama Tuanku Djongor datang bersama para pengikutnya dari Pagar Ruyung. Setelah melalui banyak pertimbangan maka dipilih suatu tempat yang airnya paling deras sebagai tempat tinggal rombongan tersebut.
Sayangnya Prof Veth tidak menyebutkan detail kejadian pada tahun berapa persisnya kedatangan Tuanku Jongor ke Lebong tersebut. Hanya disebutkan bahwa tempat yang didirikan Tuanku Jongor dinamakan Muara Aman Lebong Mas.