Kucing Emas Asia yang Hampir Punah, Akibat Tekanan Pemburu dan Kehilangan Habitat, Ditemukan di Sumatera

Minggu 11-02-2024,21:12 WIB
Reporter : Ana Mariyohana
Editor : Ana Mariyohana

BACA JUGA:Chinese dan Pribumi Jarang Bersatu atau Menikah? Ini Alasannya

Para ahli juga memasang kamera perangkap di Jigme Singye Bhutan Wangchuck National Park, kamera dipasang pada ketinggian 3.738 m (12.264 ft).

Peneliti juga melakukan hal yang sama di Cagar Biosfer Sikkim ini Khangchendzonga, pada ketinggian 3.960 m.

BACA JUGA:Ketahui dan Simak, 4 Tata Cara Nyoblos di TPS pada Pemilu 14 Februari 2024

 

Bisa Memanjat Pohon 

Menariknya kucing emas Asia punya kemampuan memanjat pohon bila diperlukan. Salah satu hewan burunnya adalah burung, tikus besar dan reptil, ungulates kecil seperti muntjacs dan rusa sambar muda.

Kucing emas Asia mampu menjatuhkan mangsa yang lebih besar dari diri mereka sendiri, misalnya sapi atau kerbau domestik. Bahkan di pegunungan Sikkim, kucing emas Asia dilaporkan memangsa ghoral.

BACA JUGA:Astaga! 5 Pemilik Zodiak Ini Cenderung Suka Meminjam Uang, Mudah Terjebak Utang

Suara kucing emas Asia mulai mendesis, meludah, mengeong, mendengkur, menggeram dan menggelegak.

Menariknya kucing emas Asia ini punya metode komunikasi lain dengan cara menandai dengan aroma, penyemprotan urin, menggaruk pohon dan kayu dengan cakar dan menggosok kepala terhadap berbagai objek, seperti kucing domestik.

BACA JUGA:Terbaru! 5 Rekomendasi Mobil Bekas dengan Harga Dibawah Rp40 Jutaan

Kucing emas Asia rata-rata melakukan aktivitas pada malam hari, hanya saja studi lapangan pada dua radio-berkerah spesimen menunjukkan pola aktivitas arrhythmic didominasi aktivitas pada larut malam. 

 

Perburuan Ilegal Kucing Emas Asia 

Kerusakan habitat akibat deforestasi hutan membuat keberadaan kucing emas Asia kini sulit ditemukan. Ditambah lagi jumlah mangsanya juga menurun.

Kategori :