Terkhusus lagi aktivitas dan pengamat akademisi meminta agar Gubernur Bengkulu, segera mencopot Eka Saputra dari jabatan Kepala SMAN 5 Bengkulu.
Apalagi bila mengingat SMAN 5 Bengkulu merupakan salah satu SMAN unggulan dan SMAN penggerak di Provinsi Bengkulu, tentu kejadian dugaan reakayasa nilai ini tidak seharusnya terjadi.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu, Anjar Wahu Wijaya menduga rekayasa nilai di SMAN 5 Bengkulu, diduga ada unsur kesengajaan.
Daftar peringkat nilai eligible siswa dan siswi di SMAN 5 Kota Bengkulu yang diduga terjadi rekayasa saat input di PDSS. --DOK/RB
“Kalau memang kesalahan sistem, kenapa harus takut. Dengan cara, siswa yang diduga didongkrak nilainya itu dicoret dari PDSS,” kata Anjar.
Anjar meminta ada ketegasan yang dilakukan oleh Gubernur Bengkulu, agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi di dunia pendidikan Bengkulu.
Salah satu ketegasan yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, adalah mengganti kepala SMAN 5 Bengkulu dengan orang-orang yang lebih profesional.
“Semua tanggung jawab di sekolah, jika ada permasalahan itu dibebankan kepada kepala sekolah. Jadi kepala sekolah harus bertanggung jawab dalam hal ini. Kita minta diganti saja kepala sekolahnya,” tuturnya.
BACA JUGA:iPhone Murah Meriah Masih Worth It di tahun 2024, Simak Spesifikasinya di Sini!
BACA JUGA:Harga iPhone 11 Turun Drastis! Masih Layak Ditahun 2024?
Pengacara Dukung Gubernur Ambil Langkah Tegas
Pengacara senior Bengkulu, Muspani, SH juga meminta agar Gubernur Bengkulu dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu dapat mengambil langkah-langkah tegas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kasus dugaan rekayasa nilai PDSS 2024.
Muspani menegaskan atas kejadian ini, imbasnya nama baik SMAN 5 Bengkulu tercoreng oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab di sekolah favorit tersebut.
“Tidak bisa sekolah yang baik ini terciderai dengan sosok kepimpinan seperti ini. Karena bukan hanya kepala sekolah, semua yang terlibat harus diperiksa dan harus terbuka kepada publik,” tegas Muspani.