Dikarenakan di 10 malam terakhir bulan Ramadan ini terdapat hari yang paling mulia yaitu malam Lailatul Qodar.
Oleh karena itu umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam tersebut dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Sehingga masyarakat banyak yang berbondong-bondong ke masjid untuk melakukan banyak amalan di hari-hari terakhir bulan Ramadan.
BACA JUGA:Kue Tradisional Legendaris, Kue Semprong Kelezatannya Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun
Kegiatan masyarakat juga banyak selain melakukan amalan-amalan ibadah.
Yang salah satunya yaitu membayar Zakat Fitrah dan tadarus bersama di masjid dan lainnya.
Tradisi malam Nujuh Likur, ini adalah salah satu tradisi yang dilakukan sejak dulu secara turun temurun dan terus dijaga oleh masyarakat.
Akan tetapi dari tahun ke tahun, tradisi Nujuh likur sudah mulai terlupakan sejak beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:Sudah Beli Baju Lebaran? Ini Sejarah Tradisi Baju Baru saat Lebaran !
Akibat kemajuan dan perkembanganya zaman, penerangan tradisional ini sudah sangat jarang dilakukan.
Dimana telah diganti dengan penerangan listrik, tradisi Nujuh Likur ini seharusnya tetap dijaga dengan terus dilestarikan.
Dengan tujuan makna atau semangat meningkatkan ibadah di bulan suci Ramadan agr terus ditingkatkan.
Dikarenakan dampak kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.
Tradisi Nujuh Likur sudah mulai banyak tidak dimengerti oleh kaum remaja dan anak-anak pada saat ini.
BACA JUGA:Hari Raya Idulfitri Sudah Semakin Dekat, Ini Dia Beberapa Tradisi Khas Lebaran di Indonesia
Nah itulah tadi tradisi Nujuh Likur, tradisi yang dilakukan di penghujung bulan suci Ramadan yang sarat akan maknanya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.