BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pada setiap memasuki bulan Ramadhan banyak sekali berbagai tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.
Hal ini dilakukan dalam rangka menyambut dan memeriahkan bulan suci Ramadan.
Yang merupakan sebagai ungkapan tanda syukur dan bergembira atas datangnya bulan Ramadan yang penuh berkah dan ampunan ini.
Pada awal ramadan dahulu banyak masyarakat yang beramai-ramai pergi ke sungai lalu mandi, dan ada juga yang berbondong-bondong membeli limau atau jeruk lalu diguyur ke seluruh tubuh.
BACA JUGA:5 Tradisi Ramadhan yang Dirindukan, Ngabuburit Hingga Tadarusan di Masjid
Atau yang populer dengan sebutan mandi balimau.
Yang tujuannya untuk membersihkan atau mensucikan diri sebelum memasuki bulan ramadan.
Sampai di penghujung bulan Ramadan ini juga ada ditemukan tradisi yang sudah berlaku secara turun-temurun.
Yang salah satunya yang masih dilakukan pada saat ini ialah tradisi likuran atau 7 likur, atau ada juga yang menyebutnya tradisi nujuh likur.
BACA JUGA:Kajian Islam Ustadz Adi Hidayat: Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan
Tradisi 7 likur ini dilakukan oleh para masyarakat melayu di Sumatera.
Kalau di Provinsi Bengkulu, tradisi ini disebut dengan Nujuh likur.
Tradisi ini dilakukan oleh Suku Serawai di daerah Bengkulu Bagian Selatan dan juga ada ditemukan pada Suku rejang.
Namun di tempat yang berbeda penyebutan nama tradisi ini juga berbeda.
BACA JUGA:5 Makanan Khas Madura untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan