BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Gus Baha yang dijuluki oleh Ustadz Adi Hidayat sebagai manusia Al Quran, dimana dia sebagai hafidz dan orang yang sangat mengerti mengenai hukum dan fiqih dari syariat Islam.
Hobi unik Gus Baha ternyata diajarkan oleh sang ayah, ini diungkapkannya didepan Quraish Shihab melalui perbincangannya bersama Najwa Shihab untuk mengenal lebih dalam sosok Gus Baha.
Gus Baha merupakan anak dari seorang ulama pakar Al-Qur’an yakni Kiai Nursalim Al-Hafizh sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA yang berada di Narukan, Kragan, Rembang.
Ayahnya Kiai Nursalim Al Hafizh adalah santri kesayangan dari Kiai Abdullah Salam dan Kiai Arwani Kudus dari Kajen Mergoyoso Pati, setelah itu nasab Gus Baha bersambung kepada para ulama besar lainnya.
BACA JUGA:Kajian Islam Bersama Ustadz Adi Hidayat: Keutamaan Puasa Syawal
Keturunan dari ahli tafsir membuat Gus Baha sangat dicintai oleh jemaah di seluruh Indonesia karena pengajarannya yang kalem tidak menggurui, namun memiliki kecerdasan dan keilmuan yang istimewa.
Ustadz Adi Hidayat pun mengakui kehebatan ilmu dari Gus Baha karena itu dia menjulukinya sebagai manusia Al Quran.
Pada perbincangan lewat potongan video dari Najwa Shihab dalam akun tiktok Pancari_Hakikat, disana Najwa Shihab menanyakan apa hobi dari seorang Gus Baha.
Dijawab olehnya, bahwa Gus Baha sangat menghormati para ulama yang memiliki ilmu yang luar biasa diantaranya Quraish Shihab meskipun terkadang dia jarang mau tampil dihadapan kamera karena kesederhanaanya.
BACA JUGA:Kajian Islam Ustadz Adi Hidayat: Makna dan Cara Mengeluarkan Zakat Fitrah
Gus Baha mulai menjawab, "hobinya kesenangan bapak saya dulu ngajarin kepada saya soal kesederhanaan kalau ada orang awam ceria di warung meski banyak masalah."
Kesederhanaan atas kesenangan itu yang diajarkan oleh ayahnya Kiai Nursalim Al Hafidz yang selalu mengajarkan kepada Gus Baha mengenai kehidupan orang awam sehari-harinya yang membuat hati gembira.
Dalam suatu contoh dijelaskan oleh Gus Baha, "penghormatan bapak terhadap orang seneng itu kalau manggil santri sedang guyon atau apa ngak jadi orang miskin senangnya mewah itu ngak usah diganggu."
Itu lantaran kalau ada kiyai yang datang kepada mereka para santri yang sedang bercanda pasti sungkan untuk tertawa lantaran mereka takut, dianggap tidak sopan karena kesungkanan tersebut.
BACA JUGA:Kajian Islam Ustadz Khalid Basalamah: Muhasabah Diri Tentang Ujian Kehidupan