BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Tari Pepe Pepeka Ri Makka merupakan gerakan yang terinspirasi dari cerita Nabi Ibrahim AS yang tak bisa dibakar oleh api karena mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Kesenian tari tradisional Pepe Pepeka Ri Makka ini berasal dari daerah Makassar Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki arti tersendiri dalam penyebutan nama dari tarian asli masyarakat makassar ini.
Dengan kata dari Pepe Pepeka Ri Makka dalam artian Pepe artinya api, Ri Makka artinya tanah suci kota Mekkah, dari kisah Nabi Ibrahim yang tak mempan terbakar oleh api.
Dalam kisah lengkapnya dimana Nabi Ibrahim tubuhnya tidak tersulut oleh api bahkan Allah SWT beri mukjizat kepada nabi ini sampai bajunya saja tidak tersulut api saking dijaga.
Menariknya tarian Pepe Pepeka Ri Makka ini menggunakan api sebagai implementasi dari kisah Nabi Ibrahim tersebut sehingga tarian ini menjadi sebuah permainan api oleh penarinya.
BACA JUGA:Mengenal Suku Dayak Wehea dengan Ritual Lom Plai Sebagai Pesta Panen
Seakan tidak takut dengan terbakarnya api seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim tarian ini dipertunjukkan oleh beberapa penari lelaki baik tua maupun muda yang diiringi oleh musik.
Musik yang mengiringi tarian ini dengan nuansa lirik dan syair berlafaskan keIslaman dengan penari memegang obor yang diatasnya terdapat api yang berkobar membara untuk atraksinya.
Puncaknya dari tarian ini, para penari akan memegang obor kemudian diarahkan api tersebur ke tubuh temannya atau dirinya sendiri yang dengan cara disemburkan atau dekatkan ke tubuh.
Tentunya tarian ini tidak bisa dilakukan sembarangan orang, hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukannya dengan keprofesionalisme dan latihan, tentunya karena tarian ini berbahaya.
Meskipun dengan melakukan semburan api kepada tubuh dirinya sendiri maupun penari lainnya, namun uniknya penari tidak akan kepanasan dan terbakar ntah bagaimana caranya.
BACA JUGA:Berawal Sebagai Bentuk Rasa Syukur, Ternyata Ini Asal Muasal Tari Piring dari Sumatera Barat
Itulah hanya orang-orang tertentu yang telah mengalami pelatihan yang dalam yang bisa melakukan ini, itulah bentuk dari implementasi dari kekuatan atau mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS.
Oleh masyarakat Makassar tarian ini dipersembahkan pada saat hari-hari tertentu misalnya pesta panen dalam acara Attontong Bulan atau bulan purnama dan Maudu Lampoa atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bukan itu saja biasanya juga dipertunjukkan pada upacara hajatan, syukuran sunatan, pernikahan dan acara penting lainnya yang siap untuk dipertontonkan kepada khalayak ramai di Makassar.