Sempat Hilang Selama 70 Tahun, Kesenian Barong Landong Boneka Raksasa Suku Lembak Bengkulu Menggeliat

Minggu 21-04-2024,11:03 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

Pada bagian rangka ini kemudian ditutup oleh baju pengantin khas dari Suku Lembak.

Sementara untuk bagian kepala dan tangan Barong Landong ini terbuat dari kayu yang diukir yang dibentuk menyerupai kepala dan tangan manusia. 

Kemudian pada bagian kepala boneka raksasa ini juga dilengkapi dengan sunting pengantin sesuai dengan baju yang dipakai.

Diketahui kesenian Barong Landong dipercaya telah ada sejak abad ke 18.

BACA JUGA:Suku Dayak Punan Asal Kalimantan, Suku Tertua yang Ternyata Keturunan Cina

Di masa Kerajaan Sungai Hitam, pada saat itu terbentuk masyarakat Suku Lembak yang menciptakan dan menjadikan kesenian Barong Landong sebagai salah satu kesenian mereka.

Pada mulanya Barong Landong ini dipakai oleh masyarakat suku Lembak sebagai orang-orangan sawah. 

Dimana orang-orangan sawah ini memiliki fungsi untuk menakut-nakuti hewan perusak tanaman, khususnya burung seperti dan sebagainya.

Saat panen tiba, para petani menuai hasil tanamnya dan Barong Landong ini diangkat dan dibebas tugaskan dari pekerjaan sebagai orang-orangan sawah. 

BACA JUGA:Basemah, Suku Asli Bukit Barisan di Sumatera Selatan: Sejarah, Budaya, dan Ciri Khasnya

Dan sebagai gantinya Barong Landong ini diikutbsertakan di dalam perayaan syukuran kepada Sang Pencipta.

Dikarenakan hasil panen yang berlimpah dan tanaman terjaga dari berbagai musibah, seperti banjir, serangan hama, dan sebagainya.

Kemudian Selain di dalam acara syukuran ketika panen, Barong Landong ini juga ditampilkan di dalam acara pernikahan para pembesar dan pesta-pesta rakyat lainnya. 

Adapun hal ini dilakukan secara turun temurun, dapat dikatakan kesenian Barong Landong ini merupakan tamu wajib di dalam setiap pesta rakyat.

BACA JUGA:Tradisi Memanjangkan Telinga 'Telingaan Aruu' Jadi Simbol Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Akan tetapi kesenian Barong Landong di dalam pesta - pesta rakyat ini ternyata hanya bertahan sampai zaman penjajahan Jepang.

Kategori :