Hal ini karena dalam proses pengolahannya membutuhkan banyak garam supaya rasa telur menjadi asin.
Kandungan natrium dalam telur asin sebenarnya dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi tubuh, tetapi konsumsi natrium, perlu untuk dibatasi dengan bijak.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan untuk membatasi asupan garam atau natrium tidak lebih dari 5 gram atau setara dengan natrium 2.000 mg, atau kurang dari 1 sendok teh per harinya.
BACA JUGA:5 Resep Makanan Berbahan Dasar Kentang yang Praktis dan Enak, Salah Satunya Perkedel
Karena konsumsinya perlu dibatasi, sebaiknya Anda jangan tergoda untuk mengonsumsi telur asin terlalu banyak.
Hal ini karena ada beragam risiko yang mengintai jika Anda mengonsumsi Telur Asin secara berlebih, seperti:
- Dengan kadar garam yang tinggi dalam telur asin bisa mengakibatkan penimbunan cairan di dalam tubuh.
Kondisi ini yang dapat menyebabkan peningkatan beban kerja jantung sehingga muncul pembengkakan di kaki.
- Kandungan garam yang tinggi dalam telur asin juga dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Sehingga lebih berisiko dalam terkena penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
BACA JUGA:3 Resep Olahan Tebu Telur atau Terubuk yang Bikin Ketagihan, Cocok untuk Lauk Makan
- Pola makan yang tinggi garam dapat meningkatkan pertumbuhan Helicobacter pylori.
Yaitu bakteri yang dapat menyebabkan peradangan dan ulkus lambung, serta meningkatkan risiko kanker lambung.
Selain itu, dengan asupan tinggi garam juga dapat merusak lapisan lambung, sehingga rentan terpapar karsinogen.
Agar terhindar dari penyakit-penyakit di atas, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan asin, termasuk telur asin, secara bijaksana.
Tips Mengurangi Konsumsi Tinggi Natrium