BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Budidaya pohon aren merupakan peluang yang menjanjikan dengan modal yang tidak terlalu banyak.
Bagaimana tidak, pohon aren dapat tumbuh dan berkembang di area pertanian yang tidak terlalu subur dan perbukitan.
Jadi jika anda memiliki tanah yang tidak terlalu subur dengan kondisi tebingan, budidaya pohon aren bisa menjadi alternatif untuk ditanam.
Seperi yang dilakukan Ahmad Rozi, 45 tahun, warga Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:PPDB Serentak Solusi Pemerataan Jumlah Peserta Didik Baru
BACA JUGA:30 Anggota DPRD Rejang Lebong Terpilih Belum Sampaikan Bukti LHKPN
Ia menuturkan, untuk budidaya pohon aren tidak terlalu sulit. Selain modal kecil, area atau lahan pertanian yang tidak terlalu subur dan tebingan bisa dimanfaatkan.
"Sangat jarang petani menanam sayuran di tebingan, apalagi tanahnya tidak terlalu subur. Namun tanah tersebut bisa tetap produksi dengan menanam pohon aren yang nantinya akan diambil air niranya untuk dijadikan gula merah," terang Ahmad Rozi.
Pohon aren sambung Ahmad Rozi, pada usia 6 - 7 tahun sudah mulai produksi dan banyak yang bisa dimanfaatkan dari pohon aren.
Seperti daun muda untuk sapu lidi, ijuk bisa dijual, buah kolang kaling bisa diolah menjadi bahan makanan.
BACA JUGA:Bulog Rejang Lebong Salurkan Bantuan Pangan Beras Periode Juni
BACA JUGA:Buron 8 Bulan, Pelaku Curat di Lebong Ditangkap di Bengkulu
"Banyak keuntungan dari menanam pohon aren ini. Jika anda tidak banyak waktu untuk melakukan penyadapan air nira aren, itu bisa dikontrakkan atau dengan sistem bagi hasil," kata Ahmad Rozi.
Biasanya kata Ahmad Rozi, yang sering digunakan petani adalah dengan sistem bagi hasil.
Setiap hasil gula merah 5 kilogram sehari, maka 1 kilogram untuk pemilik kebun aren dan 4 kilogram untuk pengelola.
Jika lebih dari itu, berlaku kelipatan atau kesepakatan kedua belah pihak.
BACA JUGA:Kebutuhan Tenaga Bendahara untuk OPD di Mukomuko Mendesak, Tambah PPPK Lulusan SMA
"Termasuk pelepah muda pohon aren untuk sapu lidi, penjualan ijuk aren maupun kolang kaling dari pohon aren," ujar Ahmad Rozi.
Sementara itu, untuk budidaya pohon aren para petani harus memilih bibit unggul.
Karena tanaman aren diperbanyak melalui biji yang telah matang dari pohon induk yang unggul.
Umur pohon induk harus di atas 10 tahun untuk tipe Dalam dan 5 tahun untuk tipe Genjah.
BACA JUGA:Wow! Bank Saqu Tembus 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan, Hadiah 10 Honda Scoopy Siap Diundi
Semaikan benih pada bedeng persemaian dengan media pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1.
Benamkan benih 1-2 centimeter ke dalam media persemaian, dan pada usia 1 bulan setelah disemai, daya kecambah mencapai 50%.
Benih yang telah berkecambah selanjutnya membentuk bonggol dan dari bonggol akan keluar akar dan tunas.
Siapkan media pembibitan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Polibag diisi media hingga 3/4 penuh dan pindahkan kecambah dengan tinggi 3-5 cm ke polibag.
Lakukan ini di sore hari untuk mencegah terjadinya penguapan yang tinggi.
Pembibitan diberi naungan setinggi 1 meter.
Pupuk dengan pupuk urea dan TSP setiap 2 bulan. Sesuaikan takaran pupuk menurut umur bibit.
Setelah berumur 11-12 bulan, bibit siap dipindahkan ke lokasi penanaman atau kebun.
Di kebun, buat lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm, pisahkan tanah lapisan atas dan lapisan bawah.
Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, masukkan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang sebagai lapisan atas terlebih dahulu.
Dan disusul dengan tanah bagian bawah dengan Jarak tanam aren 5 m x 9 m.
BACA JUGA:Peruntungan Finansial Shio Ular, Tikus, Macan, dan Naga di Tahun Ular Kayu 2025: Ini Ramalannya
Bersihkan gulma pada bagian batang dan pada tanah di sekitar pangkal batang.
Lakukan pula penggempuran tanah di sekeliling batang aren, hingga tanaman berumur 3-4 tahun.
Pupuk tanaman aren dengan pupuk SP-36, urea, dan KCl setelah penyiangan gulma. Pemupukan sebaiknya dilakukan 2 kali dalam setahun.(**)