BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - kajian Islam bersama Ustadz Adi Hidayat kali ini membahas mengenai keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah.
Nabi Muhammad SAW itu tahu, tidak semua umatnya bisa berangkat haji karena itu diberi kesempatan kalaupun enggak sempat untuk Haji maka lakukan amalan yang esensinya bisa mendapati yang sama didapati oleh orang yang wukuf di sana.
Sebelum hari raya Idul Adha umat muslim disunahkan untuk melaksanakan puasa Dzulhijah dimulai pada awal bulan tersebut dan berlangsung selama 9 hari puasa, ini mencakup sunah Dzulhijjah yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa sunah tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijah, puasa Arafah sangat dianjurkan bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji dan waktunya bertepatan dengan berkumpulnya jemaah haji di padang Arafah.
BACA JUGA:Perhatikan Ini ! Cara Parkir Mobil Matic di Tanjakan agar Transmisi Tidak Nyangkut
Puasa Tarwiyah dan Arafah termasuk amalan yang waktunya dikerjakan pada 10 hari pertama Dzulhijjah sebagai umat muslim, dua puasa sunah ini sangat dianjurkan karena keutamaannya yang luar biasa.
Lantas kapan puasa Tarwiyah dan Arafah tahun ini dilaksanakan dan bagaimana niat serta keutamaannya?
Berdasarkan hasil sidang isbat penentuan 1 Dzulhijjah 1445 Hijriah, maka puasa tarwiyah akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 15 Juni tahun 2024 atau 8 Dzulhijjah 1445 Hijriah.
Sedangkan puasa Arafah jatuh pada hari Minggu tanggal 16 juni tahun 2024 atau tanggal 9 Dzulhijah 1445 H.
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah di waktu tersebut sangat dahsyat, Rasulullah SAW menyebutkan jika amal saleh yang dilakukan pada 10 awal bulan DZulhijah lebih baik dari jihad fisabilillah.
Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa sehari, dosa setahun gugur dengan puasa ini.
"Namun, ini setahun yang paling menarik bahasanya lihat cara menerjemahkannya. Ada sementara mohon maaf yang keliru menerjemahkan ada yang mengatakan mengampuni dosa setahun berlalu dan setahunnya akan datang," katanya.
Disebutkannya bahwa cara berpikir yang keliru ini jadi menerjemahkannya mengampuni dosa yang telah lalu setahun dan menjaga orang ini tidak berbuat dosa untuk setahun yang akan datang.
"Artinya kalau ada orang berpuasa Arafah setelah puasa masih bisa berbuat dosa dari ujung kepala sampai ujung kakinya berarti puasanya gagal jelas, setelah puasa Arafah berdusta itu pertanda-tanda pertama puasanya gagal," lanutnya.