Sesekali ajak anak berdiskusi tentang makna, tujuan dan pentingnya salat bagi manusia.
Misalnya salat merupakan sarana yang tepat untuk berkomunikasi dan bersyukur kepada Tuhan serta berdoa memohon sesuatu, juga dapat menenangkan diri.
Gunakan juga perumpamaan yang memberikan pemahaman konsep secara konkret, misalnya jika kita menyayangi seseorang, kita dapat menjaga hubungan baik tersebut melalui komunikasi rutin atau quality time bersama.
Bahas juga manfaat salat dari segi kesehatan.
Misalnya salat memberikan pengaruh baik pada postur tubuh, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan jantung, dan manfaat lainnya.
Dengan memahami makna, tujuan, dan manfaat salat maka akan memberikan motivasi anak, dan memudahkannya untuk melakukan secara sukarela, demi kebaikan dirinya sendiri.
BACA JUGA:Jenis-jenis dan Cara Memilih Tanaman Hias Indoor yang Direkomendasikan untuk Dekorasi Ruangan Rumah
4. Terlalu Banyak Mengkritik & Menuntut Kesempurnaan
Salat wajib memang dilaksanakan 5 waktu setiap harinya.
Dan mungkin tidak mudah bagi anak untuk mengingat semua bacaan, gerakan dan tatacara, juga untuk menjaga komitmen dalam melaksanakan suatu ibadah.
Terkadang, orangtua menuntut kesempurnaan dari anak yang baru belajar.
Atau mungkin mengkritik terlalu banyak, hingga anak pun merasa terbebani dan takut melakukan kesalahan.
Harus diingat kembali jika semua hal dalam hidup memerlukan proses, baik proses pembelajaran maupun proses memupuk kebiasaan serta menjaga konsistensi.
BACA JUGA:Tidak Hanya Uang, Ini 5 Hal yang Diharapkan Orangtua dari Anaknya di Usia Senja
Berikan ruang pengertian dan apresiasi untuk usaha serta niat anak dalam beribadah.