Karena ini sangat penting untuk kesuksesan mereka di masa depan nanti.
4. Pembatasan Gender yang Kaku
Stereotip gender yang kaku di zaman dulu sangat lazim.
Yang mana anak laki-laki dan perempuan diharapkan berperilaku sesuai dengan norma-norma gender tradisional.
Misalnya, seorang anak laki-laki diharapkan kuat dan tidak emosional, sementara anak perempuan diharapkan penuh kelembutan dan patuh.
Saat ini, pemahaman tentang gender lebih fleksibel dan inklusif.
BACA JUGA:Tips Memahami Perbedaan Karakter Anak Perempuan dan Laki-laki yang Perlu Diketahui Orang Tua
BACA JUGA:Dampak Broken Home: Mental Anak Rentan Rusak, Orang Tua Wajib Awasi Pergaulan Anak
Orang tua sebaiknya mendukung anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka tanpa dibatasi oleh stereotip gender.
5. Kurangnya Keterlibatan dalam Aktivitas Anak
Zaman dulu, orang tua sering tidak terlalu ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari anak-anak mereka, dan menganggap bahwa anak-anak harus dapat belajar mandiri.
Sekarang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua dalam kehidupan anak sangat penting dan berpengaruh untuk perkembangan mereka.
Ini berkaitan erat dengan orang tua yang ikut serta dalam kegiatan sekolah, mendukung hobi dan minat anak, serta memberikan waktu berkualitas bersama.
BACA JUGA:5 Ciri yang Menandakan Anak Bahagia, Orang Tua Wajib Tahu!
BACA JUGA:Ini 5 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak
Penerapan pola asuh yang efektif haruslah adaptif dan responsif terhadap kebutuhan anak di era modern.