BACA JUGA:Mengenang Bripda. Sony Bintang Alfalah, Personel Polres Seluma yang Gugur Saat Bertugas
Pada saat ditemui keluarga, JK juga masih memakai pakaian yang sama dipakai saat insiden berlangsung.
Selain itu terdapat luka tembak dibagian kaki kirinya yang hanya diikat menggunakan kain untuk meminimalisir infeksi.
JK mengaku bertahan hidup selama ini di hutan sendirian.
Untuk menahan lapar dan dahaga, dirinya mengonsumsi umbi-umbian dan menangkap ikan di sungai kecil dekat kebun kopi milik almarhum bapaknya.
BACA JUGA:Pelaku Penganiayaan di Seluma Akhirnya Serahkan Diri, Sempat Kabur Ketika Dijemput Paksa
BACA JUGA:Tak Ditanggung BPJS, Korban Penganiayaan Berat di Seluma Butuh Uluran Tangan untuk Biaya Operasi
"Awalnya kami melakukan pencarian di sekitar kebun ayahnya, setelah itu tidak jauh dari sana dia keluar karena dia mengenal suara sepupunya yang ikut memanggil," terang Zikman.
"Setelah itu, dia (JK red) langsung menghampiri sembari menangis karena kebingungan dan panik pascainsiden. Setelah itu kami bawa ke rumah neneknya dan dimandikan, sebelum akhirnya dibawa ke Polres Seluma," katanya.
Menurut keterangan saksi yang diperoleh polisi dari 2 laporan yang ada, pelaku di dalam laporan penganiayaan berat ini hanya JK dan ayahnya, yaitu Ardan.
BACA JUGA:Kapolres Seluma Pastikan All Out dalam Pencarian, Anak Tersangka Penganiayaan Resmi Masuk DPO
BACA JUGA:Biaya Pengobatan 2 Korban Penganiayaan Ditanggung Dinkes Seluma
Sementara sang adik RK (13), tidak terlibat ataupun berkontak fisik di dalam 2 perkara tersebut.
Pada saat ini, RK juga masih dititipkan oleh keluarganya di Sat Reskrim Polres Seluma untuk menjaga kondusifitas.
Sang ayah Ardan meninggal dunia pascamelakukan perlawanan saat polisi ingin melakukan upaya penjemputan paksa.