BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Teror hewan buas kembali menghantui warga Kabupaten Seluma, kali ini menyerang ternak kambing milik Mustami (60) warga Dusun II Desa Lubuk Lagan Kecamatan Seluma Barat.
Pada Senin 30 September 2024, lima ekor kambing ditemukan tewas dalam kandang, diduga kuat menjadi korban serangan macan dahan.
Joni Hermawan (38) anak dari pemilik kambing, menjelaskan bahwa ternak kambing tersebut awalnya berjumlah sembilan ekor, namun setelah kejadian hanya tersisa empat ekor yang segera dibawa pulang ke rumah demi keamanan.
"Tadi pagi pas mau buka kandang, kami temukan 4 ekor yang sudah mati, dan 1 ekor anak kambing berumur 3 bulan sepertinya dibawa kabur binatang buas," ujar Joni seperti dikutip dari KORANRB.ID.
BACA JUGA:BNN Kota Bengkulu Gencarkan Razia, 68 Orang Jalani Rehabilitasi Narkoba
BACA JUGA:Jika Terbukti Bersalah, 20 Anggota Diduga Geng Motor di Kota Bengkulu Bakal Disel
Lokasi kejadian berada di kebun kelapa sawit yang terletak sekitar 1,5 km dari rumah mereka.
Berdasarkan pengamatan di tempat kejadian, tampak hewan buas itu masuk melalui sela-sela atap kandang, diduga kuat merupakan serangan dari macan dahan.
Fenomena ini memperpanjang deretan serangan hewan buas di Kabupaten Seluma.
Sebelumnya, kejadian serupa juga menimpa dua ekor kambing milik karyawan PTPN VII di Kecamatan Sukaraja dan tiga ekor kambing warga di Dusun II, Desa Tanjung Kuaw, Kecamatan Lubuk Sandi.
BACA JUGA:Kenyamanan dan Fungsionalitas Maksimal: Fitur Terbaru Honda ADV 160
BACA JUGA:Detail Spesifikasi Motor Honda ADV 160: Performa dan Keandalan yang Memukau
Plt. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu, Zainal Asikin, menyatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk menentukan langkah penanggulangan lebih lanjut.
"Secepatnya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, untuk menentukan langkah selanjutnya," tegas Zainal.
Ia juga menjelaskan bahwa turunnya hewan liar seperti harimau dan macan dahan ke desa-desa terjadi karena musim kemarau panjang dan perambahan hutan, yang menyebabkan hewan-hewan ini kesulitan mencari makanan di habitat aslinya.
"Iya, fenomena harimau atau macan dahan turun ke desa mencari makan karena di hutan sudah kesulitan mencari makanan, terutama babi hutan," jelasnya.
BACA JUGA:Inovasi Fitur Honda ADV 160: Kenyamanan dan Keamanan Berkendara yang Lebih Baik
BACA JUGA:Fitur Canggih Honda Forza: Teknologi Terdepan untuk Pengendara Modern
Sementara itu, terkait serangan di Desa Tanjung Kuaw, pihak BKSDA bersama tim dari Wildlife Conservation Society (WCS) telah memasang perangkap harimau pada Jumat 27 September 2024, di areal perkebunan kelapa sawit warga.
Perangkap ini dipasang dengan menggunakan umpan ayam, hanya sekitar 20 meter dari kandang kambing yang sebelumnya menjadi sasaran hewan buas.
Kepala Desa Tanjung Kuaw, Heri Yulianto, berharap pemasangan perangkap ini dapat meredakan keresahan warganya.