Karena berasal dari sumber nabati, proses produksi biodiesel juga lebih ramah lingkungan.
Terutama dalam hal penyerapan CO2 oleh tanaman yang digunakan sebagai bahan baku.
3. Penggunaan Minyak Kelapa Sawit
Di Indonesia, bahan utama biodiesel umumnya berasal dari minyak kelapa sawit.
Hal ini menjadi solusi karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Mengendarai Kendaraan dengan Kecepatan Rendah Hemat BBM?
BACA JUGA:1 Unit Mobil Terbakar saat Antre BBM di SPBU Penurunan Depan Bencoolen Mall, Penyebabnya?
Pemanfaatan minyak sawit untuk biodiesel juga membantu meningkatkan nilai tambah pada industri kelapa sawit dan mengurangi kelebihan pasokan minyak sawit.
4. Mengurangi Impor BBM
Dengan peningkatan penggunaan biodiesel seperti B40, diharapkan ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) berkurang.
Hal ini penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional, mengingat konsumsi BBM terus meningkat setiap tahun.
5. Dukungan Infrastruktur
Penggunaan B40 menuntut penyesuaian infrastruktur seperti penyimpanan dan distribusi bahan bakar.
BACA JUGA:Pengoplos BBM di Kepahiang Terancam 6 Tahun Penjara, Polisi Temukan 1,5 Ton Pertalite Oplosan
BACA JUGA:Tersangka Bahan Bakar Oplosan Ditahan, 2 Mobil dan 1,5 Ton BBM Diduga Oplosan Disita
Filter kendaraan, tangki penyimpanan, serta sistem distribusi harus disesuaikan agar kompatibel dengan campuran biodiesel yang lebih tinggi ini.
Selain itu, produsen kendaraan juga perlu memastikan bahwa mesin diesel mereka mampu beroperasi optimal dengan bahan bakar B40.
6. Tantangan Stabilitas dan Kualitas
Biodiesel lebih rentan terhadap oksidasi dibandingkan diesel fosil, sehingga umur simpan bahan bakar B40 bisa lebih pendek.
BACA JUGA:Wow! 4 Tips Berkendara Ini Bisa Bikin Irit BBM, Wajib Kamu Coba